Hari ini, Jumat (27 Mei 2022) adalah duka bagi seluruh bangsa Indonesia. Sebab, seorang pejuang besar kita dipanggil pulang oleh Sang Khalik Semesta. Beliau tidak lain adalah Buya Safi'i.Â
Pertama kali membaca berita wafatnya Buya Safi'i dari WA group alumni PMKRI. Seseorang anggota menyampaikan kabar duka, bahwasanya sang tokoh bernama lengkap Prof. DR. H. Ahmad Syafi'i Maarif telah wafat pada hari ini, sekira pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.
Dalam sekejap, media sosial dan media online pun ramai memberitakan khabar duka ini. Sebab, beliau adalah salah satu tokoh besar yang dimiliki oleh bangsa ini. Tak cuma berpikir untuk Muhammadiyah dan diakui sebagai cendekia islam yang low profile.Â
Tetapi lebih dari itu. Beliau adalah salah satu tokoh yang berjuang bagi kemanusiaan dan keberagaman. Disegani di tingkat nasional dan international, dengan pemikiran-pemikiran dan konsistensi perjuangannya.
Profil tentang Buya Syafi'i mudah sekali kita temukan dalam berbagai media. Salah satunya di Wikipedia. Dari profil itu, kita dapat mengetahui bahwa beliau wafat dalam usia 87 tahun. Tepatnya lahir pada tanggal 31 Mei 1935 di Minangkabau, Sumatera Barat.Â
Berbagai jabatan pernah diembannya. Diantaranya menjadi Ketua Umum Pusat Muhammadiyah (1998-2005), menjadi Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) serta mendirikan Maarif Institute.Â
Di samping itu, pemikiran-pemikiran beliau tentang humanisme dan pluralisme dituangkan dalam berbagai tulisan di berbagai media massa dan sering menjadi nara sumber di berbagai seminar.Â
Hingga akhir  hayatnya, beliau masih berkarya sebagai ulama, dosen, sejarawan, aktivis dan tentu saja sebagai negarawan yang terkenal dengan pemikiran jernih dan sikapnya yang konsisten.Â
Salah satu penghargaan yang pernah diterima, adalah dari Ramon Magsaysay Award di tahun 2008. Sebagai guru bangsa, beliau pun pernah mendapatkan penghargaan People of the Year 2020 untuk kategori Lifetime Achievement atau prestasi seumur hidup.Â
Pribadi yang Menjadi Teladan