Kali ini saya ingin berbagi tentang dua hal yang bagi saya cukup penting dalam kehidupan keluarga besar kami. Yang pertama tentang pola konsumsi obat-obatan kimia apabila ada anggota keluarga yang sakit.
Yang kedua, masih berkaitan dengan konsumsi obat-obatan yaitu memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan untuk pengobatan anggota keluarga. Namun semasa kecil, kami tidak tahu bahwa  penggunaan akar, umbi, daun, kulit kayu dan buah dari pohon tertentu termasuk salah satu cara pengobatan alami.
Berobat Saat Mantri Kesehatan Berkunjung ke Desa Kami
Sebelum tahun 2000, akses masyarakat di kampung kami terhadap fasilitas kesehatan termasuk langka. Maklumlah, kami tinggal di kampung yang masih sulit dijangkau dengan kendaraan. Petugas kesehatan hanya ada di Puskesmas. Untuk mengakses Puskesmas, butuh satu hari perjalanan. Naik dan turun bukit dengan berjalan kaki.
Petugas kesehatan, saat itu kami menyebutnya pak Mantri, biasa berkunjung ke desa kami sebulan sekali. Dan, masih ada dalam ingatan saya adalah setiap kali kunjungan, kami biasa disuntik. Entah sakit atau tidak. Ayah kami yang memutuskan anak-anak disuntik atau tidak.
Di akhir kunjungan, Paka Mantri akan memberikan butiran-butiran obat untuk disimpan di dalam botol plastik besar. Di dalam botol besar itulah, semua obat-obatan pemberiannya disimpan dengan hati-hati. Â Lengkap dengan tulisan tangan sang mantri. Keterangannya pun singkat saja.
Setiap obat di dalam plastik kecil, tertulis obat tersebut digunakan saat sakit apa, berapa kali digunakan setiap hari. Juga informasi tentang berapa bagian tablet yang perlu diminum oleh anak-anak. Paling sering saya ingat, adalah seperempat tablet atau setengah tablet per sekali minum.
Dan semua obat-obatan yang kami minum adalah obat-obat generik. Ada obat penurun panas, obat batuk, obat demam, flu dan sakit perut. Juga obat-obatan lain untuk luka luar berbentuk salep oles.
Salah satu penyakit anak-anak waktu itu adalah kudis dan gatal-gatal. Sehingga obat oles yang sering diberikan adalah salep gatal. Itu pun sering kali sudah habis sebelum mantri berkunjung lagi. Sebab tak hanya untuk satu anak saja. Tetangga atau kerabat seringkali datang untuk meminta salep tersebut untuk dioleskan pada anak-anaknya yang gatal dan kudisan.