Belalang kembara kembali menebar teror di negeri para Umbu dan Rambu, Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur per April 2022. Dan serangan tersebut belum berhenti. Bahkan, cenderung meluas di seluruh Kabupaten Sumba Timur.
Seperti biasa, serangan hama belalang ini tak hanya dilakukan terhadap tanaman pangan warga seperti jagung dan padi. Semua tanaman, akan dimakan habis.
Serangan belalang kembara atau Locusta migratoria di Pulau Sumba, bukanlah kali pertama. Bahkan, negeri para Umbu dan Rambu ini, sudah berulang kali diteror oleh makhluk pengembara nan rakus ini.
Tahun 1998 merupakan awal mula belalang kembara menyerbu Sumba seperti yang diberitakan 5 tahun lalu oleh liputan6.com bertanggal 13 Juni 2017. Â Disinyalir, pembakaran padang secara besar-besaran oleh investor, menyebabkan makanan belalang ini musnah.
Faktor penyebab lainnya, cuaca kering lalu adanya La Nina menyebabkan populasi belalang kembara meledak. Lahan kering bertipe padang savana di Sumba, sangat cocok bagi perkembangbiakan Locusta migratoria ini.
Akibatnya, mereka beralih memakan tanaman warga, utamanya tanaman family gramineae. Di lain pihak, perburuan burung secara masif juga turut berkontribusi terhadap berkurangnya musuh alami belalang ini. Demikian disampaikan oleh Johanis Hiwa Wunu selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur saat itu. Sejak itu, hampir setiap tahun Sumba tak luput dari teror serangga ini.
Pulau Sumba sendiri termasuk dalam provinsi NTT dan merupakan salah satu pulau besar dari tiga pulau yang sering disingkat menjadi Flobamor, yaitu Flores, Sumba, dan Timor. Â Sumba sendiri kini mekar menjadi 4 kabupaten: Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya.
Sumba sendiri lebih dikenal dengan padang savana, pasola (kegiatan berkuda dan saling melempar tombak kayu), kuburan batu dan aliran kepercayaan Marapu. Umbu dan Rambu, adalah sebutan bagi anak-anak bangsawan asal derah ini.
Teror dari Tahun ke Tahun
Sejak pertama kali menyerbu Sumba di tahun 1998, ribuan belalang ini seolah telah menemukan habitatnya. Mereka berkembang biak dengan cepat di Sumba yang terkenal akan padang savananya.