Sahabat, tak sengaja saya menemukan catatan dalam agenda saya tahun lalu. Tepatnya tangga 5 April 2021.Â
Ya, memori tahun lalu, 4-5 April 2021 masih membekas. Tentang badai Seroja nan ganas, yang meluluhlantakkan hampir seluruh wilayah di NTT, termasuk rumah kami.
SEROJA NAN GANAS ITU TELAH PERGI
Pergi meninggalkan kami yang kini sibuk mengatur kembali, apa yang dapat kami tata secepatnya sambil bersyukur pada Tuhan atas berlalunya badai ini (Kota Karang, sore ini 5 April 2021).
Dear sabahatku semuanya,
Puji Tuhan, kami semua selamat, juga berkat bantuan doa basudara semuanya dari luar NTT. Â Seumur hidup, baru mengalami sendiri badai di darat yang datangnya bergelombang seperti di laut, muncul dari utara lalu dihajar dari timur secara bergantian.Â
Juga  menyaksikan tumbangnya pohon-pohon, terlebih menyaksikan sebagian atap rumah kami (sayap utara) diterbangkan dan mendengar ambruknya plafon tengah rumah, karena tak mampu menahan guyuran air hujan. Risiko membangun di tempat terbuka dan tinggi.Â
Malam itu (Minggu, 4 April 2021), angin sudah mulai terasa di jam 9 malam. Saya mulai gelisah, ditambah dengan listrik dipadamkan seantero Kota Kupang. Saya pun lebih rajin mencari informasi di beberapa sumber seperti BMKG dan beberapa media online lokal.Â
Nah setelah BMKG mengadakan konpers sekitar jam 11 malam, lalu tahu info bahwa badai yang dinamakan SEROJA ini akan mencapai puncaknya pada pukul 02 dini hari (5-4-2021), dengan perkiraan lamanya sekitar 6-12 jam, maka saya pun mulai memeriksa lagi jendela dan pintu dan duduk  menatap keluar lewat kaca jendela.Â