Baru-baru ini, minyak goreng menjadi langka ketika pemerintah melakukan tindakan memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET), baik untuk minyak goreng berkemasan apik, maupun pada minyak goreng curah.
 Alhasil, minyak goreng kelas kemasan mendadak menghilang dari pasaran.
Anehnya, begitu pemerintah mencabut kebijakan mengenai HET migor kemasan dan membiarkannya untuk dijual secara bebas mengikuti harga pasar, mendadak muncul lagi. Bertumpuk secara apik dalam rak-rak toko seperti Alfa mart, Indo maret dan sejenisnya.
Banyak orang menduga, spekulan bermain di balik langkanya minyak goreng ini. Mereka yang memiliki produk, melakukan aksi penimbunan di dalam gudang rahasianya.Â
Sudah tentu berharap bakal meraup keuntungan di masa depan, saat dimana harga jual meningkat tinggi.
Di dalam ilmu ekonomi dasar, spekulasi disebut sebagai faktor yang mempengaruhi penawaran. Tentu saja, spekulasi bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap penawaran produk di pasar.Â
Faktor penting lain yang berpengaruh adalah terkait dengan biaya produksi dan teknologi.
Apabila biaya produksi semakin rendah, maka barang pun semakin murah. Karena semakin murah, maka banyak barang akan ditawarkan kepada pembeli. Sudah murah, banyak lagi.
 Sebaliknya, barang menjadi mahal ketika biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut tinggi.
Perihal teknologi, semakin maju teknologi maka produk barang yang dihasilkan akan semakin efisien. Biaya-biaya produksi dipangkas akibat pemanfaatan teknologi tepat guna.