Menurut Kemenkes (pusdatin.kemkes.go.id) stunting atau kerdil adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Sedangkan obesitas terkait dengan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama.Â
Stunting dan obesitas sebenarnya dapat dipantau melalui Posyandu. Hingga kini, hampir seluruh warga negara Indonesia begitu familiar dengan kata POSYANDU, Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu atau Pos Pelayanan Terpadu. Sejak dicanangkan pada tahun 1986 di Yogyakarta, sampai dengan tahun 1990-an, gerakan Posyandu begitu masif dan terkoordinir. Berlaku di seluruh Indonesia. Di kota dan desa.Â
Dan warga sudah terbiasa untuk membawa bayi dan balitanya setiap bulan ke tempat Posyandu. Tak ketinggalan, ibu-ibu hamil pun selalu berkunjung secara rutin untuk memeriksakan kehamilanya, mendapatkan vitamin, imunisasi dan konsultasi secara gratis.Â
Sampai saat ini, Â Posyandu tetap menjadi salah satu kegiatan andalan dinas kesehatan melalui Puskemas setempat bersama dengan masyarakat setempat. Berbagai kegiatan kesehatan ibu dan anak dapat dilakukan di sana.Â
Tujuan utama posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat. Tentu saja lumayan  banyak kegiatan, baik yang termasuk kegiatan utama maupun pengembangan program.Â
Kegiatan utama yang dilakukan di Puskesmas adalah: (1) program kesehatan ibu hamil; (2) program kesehatan anak; (3) Keluarga Berencana/KB; (4) imunisasi; (5) pemantauan status gizi; dan (6) pencegahan dan penanggulangan diare. Program pengembangan tergantung pada kebutuhan Posyandu setempat seperti pemberian makanan tambahan berupa susu, bubur kacang hijau, bertanam sayuran, dsb.Â
Untuk memantau status gizi dan tumbuh kembang anak maka ibu hamil, bayi dan balita ditimbang secara rutin dan dicatat perkembangan berat badan dan tinggi badan. Jika dulu hanya ada kartu catatan yang dinamakan Kartu Menuju Sehat (KMS), maka per tahun 2020, telah disempurnakan menjadi buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).Â
Di dalam buku KIA ini, semua perkembangan bayi sejak dalam kandungan ibu hingga bayi berusia lima tahun dicatat secara lengkap. Tak hanya berkaitan dengan berat anak, tetapi  catatan lengkap termasuk imunisasi dan pelaksanaan program lainnya.Â