Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Hujan Angin Meniadakan Physical Distancing di Gereja Samara

25 Desember 2021   22:21 Diperbarui: 25 Desember 2021   22:25 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kerumunan umat di depan pintu Gereja akibat hujan. Dok pribadi

Masih tentang Natal 2021. Kali ini mengenai suasana malam sukacita di Gereja Katolik Santu Matias Rasul (Samara)  Tofa, Kota Kupang. Misa malam Natal tahun ini dilakukan sebanyak dua kali, pukul 17.00 wita dan pukul 19.00 wita. Sejak teror bom menghantui Gereja kemudian bersambung dengan pandemi Covid-19, maka misa malam Natal dimajukan. Padahal biasanya misa pertama pukul 19.00 dan misa kedua pukul 21.00. 

Sekira pukul 16.00 wita, umat mulai berdatangan di Gereja yang berlokasi di Jalan Amabi ini. Selain takut kehujanan dalam perjalanan,  umat juga was-was tak kebagian tempat duduk. Sebab setiap hari Natal, jumlah umat akan membludak lebih dari saat misa hari minggu biasa. 

Untuk menampung kelebihan umat  maka panitia mendirikan beberapa blok tenda di pelataran belakang Gereja hingga pasturan. Orang Muda Katolik (OMK) bertugas untuk mengatur parkir dan tata laksana protokol kesehatan. Menyambut umat dengan melakukan cek suhu tubuh, memberikan cairan hand sanitizer, memastikan umat memakai masker dengan baik dan benar, lalu menyilakan mereka masuk dalam Gereja, menempati setiap bangku dengan jarak 1 meter. Physical distancing benar-benar dijaga dengan baik. 

Pukul 17.05 wita, misa dimulai dengan perarakan dari sakristi menuju gua natal. Sekira pukul 17.20 hujan pun turun disertai angin kencang. Umat mulai merangsek masuk ke dalam Gereja. Puncaknya terjadi saat khotbah dari pastor Paroki. Tiba-tiba bertiup angin kencang, mengakibatkan satu blok tenda rubuh. Beberapa umat menjerit dan semua masuk ke dalam gereja. bangku-bangku yang tadinya ditempati dalam jarak sekira 1 meter, menjadi menumpuk. Kebijakan menjaga jarak menjadi tidak berlaku laku.

Umat menjadi makin menumpuk setelah misa usai karena umat lain yang akan mengikuti misa kedua pun berdatangan. Sementara umat yang sudah selesai misa masih bertahan di dalam Gereja karena di luar masih hujan. Lagi-lagi, umat berdesakan. Penerapan protokol covid pun menjadi sangat rendah. Tidak ada jarak, berdesakan dan banyak yang tidak menggunakan masker.

Itulah suasana malam natal kali ini. Semoga kondisi menjadi lebih baik pada misa mendatang. 

Potensi siklon tropis di NTT 25-26 Desember 2021 oleh BMKG. Foto: Liputan6.com
Potensi siklon tropis di NTT 25-26 Desember 2021 oleh BMKG. Foto: Liputan6.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun