Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Niti-Molo: Warisan Kekayaan Leluhur yang Semakin Langka di Timor Barat

21 November 2021   08:35 Diperbarui: 21 November 2021   08:39 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam daftar kekayaan masyarakat Timor Barat, Niti (gelang) dari perak dan Molo (kalung manik-manik) kuno, merupakan daftar harta yang  sangat penting dalam keluarga. Saking pentingnya, barang-barang ini hanya dipakai saat pesta besar atau sebagai barang penyerta pemujaan terhadap nenek moyang saat melakukan ritual takanab, suatu tradisi berkomunikasi dengan leluhur, baik untuk menyampaikan ucapan syukur maupun meminta sesuatu.  

Bahkan, niti dan molo menjadi bagian penting dari belis yaitu sejumlah natura yang diserahkan oleh pihak laki-laki kepada keluarga perempuan manakala seorang pria ingin menikah dengan seorang perempuan. 

Satuan untuk niti biasanya disebut dengan istilah ta'u (batang). Sedangkan kata sandang molo adalah nono' (untai) sehingga sebutannya adalah niti ta'us ma molo non'os (sebatang gelang dan seuntai kalung). 

Di Timor Barat, niti dan molo termasuk mahal. Biasanya dibeli dengan ternak sapi. Tidaklah mengherankan jika ada penjual niti dan molo keluar masuk kampung untuk menawarkan benda-benda ini kepada siapa saja yang tertarik untuk mendapatkannya.  Tetapi calon pembeli harus berhati-hati. Benda-benda ini memiliki berbagai varian. Ada yang asli, ada yang imitasi alias kw. Yang asli pun masih dibedakan lagi keluaran jaman dulu versus jaman sekarang, poe  unu versus poe muni'.

Niti dan molo yang umurnya sudah tua dan diwariskan dari generasi ke generasi tidak akan pernah dijual oleh pemiliknya. Selain karena merupakan warisan dari leluhur, juga karena semakin langka dan harganya yang mahal. Benda ini hanya dipakaisaat pesta, utamanya pesta adat, dimana semua hadir dengan pakaian adat, lengkap dengan aksesorisnya. 

Kini niti  dan molo semakin langka di Timor Barat. Selain karena disimpan dengan baik oleh keluarga yang memilikinya, benda-benda ini juga menjadi incaran para pencuri untuk diambil dan dijual ke orang lain. Ah, semoga niti dan molo tetap disimpan dan dipakai dengan baik oleh generasi mendatang sehingga keberadaannya tetap dipertahankan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun