Mohon tunggu...
Nadine Pricilia
Nadine Pricilia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Earth science and technology students. Member of an angklung club. please visit nadinepricilia.tumblr.com :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Kabut Asap Akhirnya Sampai di Pulau Jawa?

25 Oktober 2015   13:11 Diperbarui: 25 Oktober 2015   14:01 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan tahun ini telah menghasilkan kabut asap yang pekat dan membahyakan. Kabut asap ini sejak awal kemunculannya telah menyebar, mulai dari daerah asalnya menuju utara hingga sampai ke Thailand. Namun, Pulau Jawa masih tenang-tenang saja hingga beberapa waktu lalu. Kita tahu bahwa Thailand adalah negara yang letaknya cukup jauh jika dibandingkan dengan Pulau Jawa terhadap sumber kabut asap. Lalu mengapa kabut asap mencapai tempat yang jauh seperti Thailand dan tidak mencapai tempat yang lebih dekat seperti Jawa?

Penyebaran kabut asap terjadi atas peran angin. Udara yang bergerak membawa partikel-partikel kabut asap tersebut ke daerah di sekitarnya. Tahukah kamu bagaimana angin terjadi? Angin terjadi ketika tekanan udara di suatu tempat lebih tinggi dibanding tempat lainnya. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Tekanan udara sendiri menjadi tinggi dan rendah salah satunya karena perubahan temperatur. Jika temperatur udara di suatu tempat tinggi, maka udara akan “memuai” – sejumlah partikel udara menyebar menempati volume yang lebih besar. Hal ini menyebabkan tekanan udara rendah dan udara akan bergerak menuju tempat tersebut.

Sumber energi utama penggerak atmosfer adalah matahari. Matahari memberi energi panas yang diterima bumi berdasarkan sudut permukaan bumi terhadap matahari. Seperti yang kita ketahui bahwa bumi berbentuk seperti bola, sehingga sudut datangnya sinar matahari terhadap permukaan bumi berbeda-beda. Di suatu titik di bumi, sudut ini juga bervariasi dikarenakan perputaran bumi terhadap matahari dan kemiringan sudut rotasi bumi. Misalnya di bulan Juni, Juli, dan Agustus, matahari memiliki sudut kemiringan terkecil dengan bumi bagian utara. Akibatnya, daerah ini menerima panas lebih banyak. Tekanan udara menjadi lebih rendah dan udara bergerak kesana. Karena itu, arah penyebaran kabut asap yang terjadi di periode ini ke utara. Sementara itu, pada September, Oktober, November, matahari sedang “bergerak” menuju selatan melewati ekuator bumi. Karena itulah, saat ini angin sedang beralih menuju selatan. Akhirnya kabut asap mulai menyebar ke selatan, dimana Pulau Jawa berada.

Pada umumnya, kebakaran lahan dan kabut asap memang terjadi di sekitar Juni, Juli, dan Agustus. Ini karena angin yang bergerak dari selatan membawa kelembapan yang rendah dan biasa kita sebut musim kemarau. Namun saat kini suatu fenomena sedang terjadi, yaitu El Nino. El Nino merupakan fenomena yang menyebabkan kelembapan di Pasifik ekuator sebelah barat lebih rendah, berpindah ke bagian yang lebih timur. El Nino dapat mengurangi curah hujan dan memperpanjang musim kemarau di Indonesia. Karena itu, kekeringan yang panjang sedang kita hadapi. Faktor-faktor yang telah disebutkan tadi menyebabkan kebakaran lahan tidak kunjung padam dan kabut asap mulai menyebar ke Pulau Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun