Mohon tunggu...
Nadine Pricilia
Nadine Pricilia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Earth science and technology students. Member of an angklung club. please visit nadinepricilia.tumblr.com :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Aku Harus Berhenti?

16 Juli 2015   12:32 Diperbarui: 16 Juli 2015   12:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan ini tidak jarang muncul ketika kita merasa lelah melakukan sesuatu. Memulai suatu bisnis, mengerjakan skripsi, atau mungkin menjalani suatu hubungan. Cukup lama bergelut di suatu pekerjaan namun tak juga kunjung selesai membuat rasa putus asa kemudian timbul. Rasanya berhenti adalah opsi yang paling menyenangkan untuk dilakukan. Rasa lelah akan hilang ketika kita berhenti.

Namun, benarkah saat ini adalah saat yang tepat untuk berhenti? Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kita pikirkan sebelum memutuskan untuk berhenti agar tak menyesal nantinya.

Sudah berapa lama kita mengerjakan hal yang sama?

Apakah kita sudah menggelutinya bertahun-tahun? Ataukah berbulan-bulan? Beberapa minggu? Seharian penuh? Atau hanya beberapa jam saja? Coba lihat kembali apakah hal yang kita kerjakan sekarang masih sama dengan apa yang dikerjakan saat pertama kali memulai? Jika tidak, itu artinya ada proses yang telah kita lalui. Ada perkembangan. Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Tetaplah sabar, sukses akan tiba.

Apakah alasan sebenarnya dari kejenuhan kita?

Coba selidiki lagi, apakah kejenuhan kita telah terjadi sejak lama dan terjadi karena perkembangan tidak juga terlihat? Karena mungkin, kejenuhan kita terjadi seketika, begitu saja. Perasaan negatif seperti kejenuhan bisa muncul dalam kondisi-kondisi tertentu. Kondisi-kondisi tersebut tidak selalu relevan dengan apa yang kita pikirkan merupakan sumbernya. Bisa jadi, kejenuhan yang dirasakan terjadi karena cuaca sedang tiba-tiba sangat panas dan terik, atau karena teman yang tiba-tiba marah tanpa sebab.

Mengapa dulu kita memulai?

Pertanyaan ini sangat penting. Kita harus mengingat hal apa yang menjadi alasan kita memulai sesuatu. Alasan besar yang membuat kita bersemangat dulu mungkin telah kita lupakan. Mengingat alasan memulai membuat kita kembali termotivasi karena mungkin, alasan tersebut membawa kita menuju tujuan akhir yang hebat dan sayang untuk kita buang begitu saja. Kita sudah berjalan menuju hal besar, mengapa harus berhenti dan membuangnya begitu saja?

Tak ada orang sukses yang tak kenal kegagalan dalam jalan mereka. Halangan-halangan yang menghadang dapat membuat kita menjadi lebih kuat. Mungkin terkadang kita hanya butuh istirahat sebentar untuk kembali mengumpulkan tenaga. Tapi, jangan cepat menyerah, yakinlah tidak ada yang sia-sia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun