Tim PKM-Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia lolos pendanaan tahun 2021, tim yang diketuai oleh Nur Aminah beserta anggotanya yaitu Fina Rahma Fauziah, Jihan Fatin, Sri Garcinia Lathifah, dan Wildan Madani dengan dosen pembimbing Dr. Oom Sitti Homdijah, M.Pd., mengadakan kegiatan berkebun bersama anak berkebutuhan khusus dan masyarakat yang ada di Desa Kawali. Tim ini diberi nama Green Inclusive karena berusaha untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dengan kegiatan di alam seperti berkebun bersama anak berkebutuhan khusus. Lokasi kegiatan berkebun berada di pinggir gedung Paseban Astana Gede Kawali.
Program pemberdayaan anak berkebutuhan khusus (ABK) bersama masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang ramah, karena dengan melakukan kegiatan bersama masyarakat dapat lebih mengenal karakteristik setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus.Â
Karena tak jarang masih ditemukannya warga yang masih kurang harmonis terhadap ABK, anak dijauhi, tidak dianggap, atau bahkan mendapat perundungan. Selain itu, melihat potensi yang ada di desa Kawali dimana mayoritas penduduk memiliki lahan yang bisa digunakan untuk berkebun maka kegiatan berkebun ini diharapkan dapat menjadi aktivitas produktif bagi masyarakat.
Program ini sudah dilaksanakan sebelum PPKM diberlakukan, yaitu di bulan Juni 2021. Kegiatan di awali dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat (22/06/2021) tentang siapa itu anak berkebutuhan khusus, seperti apa karakteristiknya, bagaimana cara berkomunikasinya, juga membahas tentang masyarakat inklusif atau masyarakat yang ramah dan mengakui setiap perbedaan, serta bahasan tentang kegiatan berkebun di rumah dan memanfaatkan lahan pekarangan. Lalu dihari selanjutnya (23/06/2021) kegiatan inti dimana masyarakat bersama anak berkebutuhan khusus melakukan aktivitas berkebun secara bersama di pinggir gedung Paseban Astana Gede Kawali.Â
Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat berinteraksi langsung dengan anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus pun bergembira sekali, hal ini ditunjukan dengan antusias yang luar biasa. Mereka merasa sangat dihargai keberadaanya, dan diakui di lingkungan masyarakat.Â
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu orang tua ABK, ia menuturkan bahwa sangat merasa senang dan berterima kasih karena melalui kegiatan ini mereka merasa diakui dan dihargai keberadaanya, anak merasa tidak minder ketika bertemu dengan orang lain. Harapannya semoga kegiatan ini dapat menjadi kegiatan produktif dan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat yang lain untuk selalu menghargai setiap perbedaan yang ada. karena dengan perbedaan itulah kehidupan ini lebih bewarna.
Selain mengadakan kegiatan berkebun bersama ABK tim Green Inclusive ini juga mengadakan kegiatan webinar yang sudah dilaksanakan sebanyak 3 kali dan bekerja sama dengan beberapa dosen di Universitas Pendidikan Indonesia dan berbagai komunitas juga instansi, diantaranya Indonesia Berkebun, Bumi Disabilitas, dan juga Pendidikan Inklusi Cikal. Peserta webinar ini dari berbagai macam latar belakang dan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Banyak testimoni yang diberikan dan semuanya memberikan komentar positif terhadap kegiatan ini. Semoga semakin banyak orang yang menyadari setiap perbedaan, mari ramah terhadap ABK dan ciptakan lingkungan yang inklusif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H