[caption caption="Deoksugung Palace, Seoul."][/caption]Terkadang saya merasa heran negeri kita Indonesia tercinta yang sangat luas dan mempunyai banyak kerajaan di jaman dahulu kala, sekarang tak berbekas hanya beberapa yang masih berdiri kokoh dan terawat, tetapi tak banyak menarik wisatawan mancanegara maupun lokal. Bukannya menganak-tirikan negeri sendiri, hanya saja ada sesuatu yang menggelitik kenapa para penguasa yang berwenang di bidang pariwisata Indonesia, tidak berusaha memoles kekayaan alam dan kebudayaan yang kita miliki untuk dijadikan nilai jual seperti negara lain, yang bisa mendatangkan devisa dari dunia pariwisata.
Ketika saya berkesempatan mengunjungi kota Seoul di negeri Korea Selatan, disana nampak megah kerajaan jaman Dinasti Joseon dengan bangunan yang berwarna-warni dan nampak kokoh dan luas sekali, sampai kaki pegal rasanya berkeliling di dalam kerajaan. Pertama kali kutemukan Deoksugung Palace ketika saya naik bis di hari pertama menuju ke hostel dimana saya menginap, keesokan harinya saya mencoba mencari karena letak berdekatan dengan City Hall Seoul itu yang menjadi mudah diingat. Dengan naik kereta bawah tanah menuju ke City Hall begitu keluar stasiun telah nampak bangunan megah Deoksugung Palace, naik kereta di Seoul cukup rumit karena kebanyakan di tulis dalam huruf Hangeol dan tak ada petugas yang berjaga di dekat pintu, tetapi tersedia tombol "HELP" jika kita terdesak maka sang petugas akan menjawab dan membukakan pintu secara otomatis dan apabila kita masih kesulitan maka sang petugas akan keluar tetapi jangan kaget kalau petugas tersebut sedikit bersungut-sungut tidak menunjukkan keramahan. Untuk berkeliling kota Seoul sebaiknya membeli kartu T-Money di Sevel, seharga 2,500 KRW yang tiap hari bisa di isi ulang minimal 5,000 KRW.
[caption caption="Di Deokhongjeon Hall salah satu istana."]
[caption caption="Kayu yang nampak kokoh atap istana Deoksugung."]
[caption caption="Bersama anak dari Turki di depan Deoksugung Palace."]
[caption caption="Tiket tanda masuk Deoksugung Palace seharga 1,000 KRW"]
Sebaiknya jangan salah gunakan Visa Turis dengan menjadi pekerja ilegal di negeri orang, sehingga berdampak bagi orang yang ingin jalan-jalan murni, karenanya paspor Indonesia banyak mengalami kesulitan untuk mendapatkan Visa.
[caption caption="Toilet yang bersih bagi pengunjung Deoksugung Palace, tersedia untuk orang cacat."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H