Mohon tunggu...
Brigitte Christine
Brigitte Christine Mohon Tunggu... Administrasi - Solo Traveler mengenal dunia luar.

Don't worry to be a Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Vatican, Mimpi yang Akhirnya Menjadi Nyata

17 Juni 2016   16:31 Diperbarui: 17 Juni 2016   21:37 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serasa seperti mimpi ketika membaca email perubahan jadwal kepulanganku dari Roma ke Jakarta, yang semula dijadwalkan hari Rabu pagi pukul 10.00 mendadak menjadi malam hari pada pukul 23.00. 

Ternyata Tuhan mendengarkan doaku, karena sebenarnya saya mampir ke Roma untuk dapat berkunjung ke Vatican selain mengunjungi Museum Vatican juga mendapatkan berkat dari "Papal Blessing" Paus Franciscus yang diadakan setiap hari Rabu pagi sekitar pukul 10.00. Puji syukur kupanjatkan atas perubahan jadwal terbangku.

Segera saya merubah rencana perjalananku, saya langsung membeli online tiket masuk ke Museum Vatican seharga EUR 16 ditambah biaya EUR 4 memang lebih mahal dari yang langsung antri disana, tetapi membaca rekomendasi dari teman-teman yang sudah kesana dianjurkan membeli online untuk menghindari antrian yang lebih lama dan takut quota habis menjadi sia-sia. 

Saya tetapkan hari Selasa untuk mengunjungi Museum Vatican setelah selesai segera menuju ke Swiss Army Guard (Penjaga Vatican) untuk meminta undangan tanda masuk "Papal Blessing" hari Rabu pagi.

Paus Franciscus dengan senyum khas menyapa para pengunjung dan memberi berkat dari atas mobil.
Paus Franciscus dengan senyum khas menyapa para pengunjung dan memberi berkat dari atas mobil.
Salam dari Paus Franciscus untuk para pengunjung Basilica St.Peter.
Salam dari Paus Franciscus untuk para pengunjung Basilica St.Peter.
Cara menuju ke Vatican dari Termini karena kebetulan letak hostel yang kupesan ada di daerah Termini yang merupakan stasiun utama di Roma.  Ada dua cara yaitu dengan menggunakan metro/kereta api, ambil Line A Batitstini turun di Stasiun Ottaviano "San Pietro" enam stasiun dari Termini. Atau dengan menggunakan bis kota no. 64 bisa juga no.40 dari halte Termini yang sama lokasi dengan stasiun kereta.

Setelah selesai acara
Setelah selesai acara
Untuk memudahkan transportasi selama di Roma saya membeli Roma Pass seharga 36 EUR untuk tiga hari dilengkapi dengan peta kota Roma dan diberikan pilihan gratis masuk dua museum dari museum yang ada. 

Diharuskan menuliskan nama dan tanggal setiap hari saat menggunakan Roma Pass, karena kata petugasnya suatu waktu akan ada pemeriksaan, bisa kena sanksi jika diabaikan. Roma Pass bisa digunakan untuk metro, bis dan tram.

Hari Selasa ketika berkunjung ke Museum Vatican saya menggunakan metro dan ternyata sesampainya di Stasiun Ottaviano lumayan jauh menuju ke Museum Vatican dengan menapaki anak-anak tangga layaknya stasiun metro. Karena itu untuk hari Rabu saat "Papal Blessing" saya menggunakan bis kota no. 64 letak halte bis lebih dekat untuk ke Basilica St.Peter dan tanpa harus menapaki anak tangga karena di pinggir jalan raya lebih nyaman. 

Antrian sudah terlihat memanjang. Hampir dua jam menunggu giliran untuk memasuki Basilika St.Peter, disini tak ada kata untuk mendapatkan perlakuan istimewa meskipun biarawati yang mempunyai kartu sakti, seperti yang saya saksikan ada salah satu dari biarawati yang menunjukkan kartu sakti kepada petugas sepertinya biarawati tersebut menginginkan masuk tanpa antri, kenyataannya ditolak dengan tegas harus masuk dalam antrian. Ini baru adil.

Papan petunjuk bis no.64 Termini - Piazza Stazione S.Pietro.
Papan petunjuk bis no.64 Termini - Piazza Stazione S.Pietro.
Ada dua kali pemeriksaan barang-barang bawaan para pengunjung sebelum memasuki Basilica St.Peter seperti di bandara, meskipun tersedia bangku-bangku namun karena banyaknya para pengunjung jadi sebagian ada juga yang berdiri, saya salah satunya dengan berdiri malah saya bisa melihat Paus Franciscus dari dekat ketika beliau berkeliling dengan mobil.

Betapa bahagia bisa melihat dan menatap langsung Paus Franciscus dari jarak dekat dan mendapatkan berkat serta senyuman yang hangat. Mimpi ini tak akan pernah menjadi nyata, jika bukan Tuhan yang berkehendak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun