Hal pertama yang membuat saya harus memberi judul di atas pada tulisan kali ini adalah, karena beberapa pertanyaan yang beberapa kali saya terima.
"Ngapain jadi penulis? Repot! Susah! Mending kalo diterima penerbit, majalah, lah kalo nggak!? Ngabisin waktu aja!!"
Lalu juga dengan kaimat ini...
"Dari pada pilih jadi penulis, hidup nggak jelas. Lebih baik kamu kerja, jadi karyawan atau semacamnya yang bisa menghasilkan uang. Rugi jadi penulis!!"
Ya, ya. Untuk seorang penulis pemula, hidup itu tidak jelas. Benar. Beberapa kalimat di atas yang terlontar langsung pada saya juga cukup jelas dikatakan dengan cukup sinis. Bahkan ada di antaranya yang mengejek, mencibir dan beberapa yang lain malah meremehkan, tapi ada apa dengan saya yang ingin jadi seorang penulis?? Saya tidak sedang melakukan kejahatan, kan? Â ---_---
Saya hanya sedang menyalurkan semua pemikiran melalui kertas hingga terbentuklah sebuah kisah, lalu apa itu bisa dibilang melanggar hukum negara? Â Kalau memang tidak, lalu kenapa mereka mesti bersikap dan berkata sinis dengan apa yang saya pilih?
Oke, mereka benar. Rugi jadi penulis, karena usaha pertama untuk mewujudkannya saja belum tentu akan menghasilkan uang, ditambah lagi dengan hidup yang tidak jelas bisa makan atau tidak, tapi bukan berarti orang-orang seperti saya tidak bisa seperti mereka, kan? Perbedaan di antara kami hanya pada jalan yang saya ambil, jalurnya terlalu banyak "jungkir balik" dan terlalu sering mengeluarkan keringat 'darah' (ini hanya perumpamaan saja) hehehe...
Jadi penulis itu berat. Itu memang benar!! Namun apakah itu artinya saya harus membuang jauh-jauh impian jadi penulis?? Hufftt....
Saya pun lalu mencari tahu lewat Om Google, apakah ada penulis yang menjalani profesinya hanya dengan menjentikan jari? Sekali kirim cerita ke majalah atau penerbit langsung diterima dan booming di pasaran? Â
Dan setelah beberapa waktu menjelajahi Google, akhirnya saya tahu kalau tiap penulis yang saya pandang menikmati hidup sukses, adalah orang-orang yang dulunya juga harus "jungkir balik" untuk meraih impian mereka. Mereka adalah :
Theorodor Seuss Giesel. Meskipun 27 penerbit menolak karya tulis pertamanya, tapi sekarang hampir tiap anak membaca hasil karyanya.