"Kampus adalah tempat belajar segalanya. Di sini saya belajar soal politik, keislaman, kepemimpinan dan banyak lagi. Ketidaksepemahaman mendorong saya untuk terus membaca, menulis, dan berdialektika. ucap Wawan.
Selanjutnya Wawan juga mengenang  pengalaman dalam membangun karir dimana networking menjadi salah satu faktor pentingnya.
"Bermula dari keinginan menyambung silaturahim dengan kawan kuliah, ternyata ayahnya merupakan Direktur perusahaan tempat saya bekerja waktu itu. Jadi networking menjadi bagian penting dalam membangun karir" kenang Wawan.
Terakhir Wawan berpesan pada penerima manfaat untuk saling berkolaborasi guna menghadirkan berbagai peluang.
"Memasuki dunia profesional kita harus terus berkolaborasi, bangun silaturahmi, memanusiakan manusia, sehingga peluang-peluang itu pun hadir ketengah-tengah kita." tutup Wawan.
Sebanyak 52 aktivis pemimpin yang berasal dari 15 kampus besar di Indonesia (USU, UNAND, UNSRI, UI, IPB, ITB, UNPAD, UNS, UGM, ITS, UNAIR, UB, UNHAS, UNDIP,UNUD) mengikuti ACD yang digagas BAKTI NUSA kali ini. BAKTI NUSA sendiri merupakan program pengembangan kepemimpinan bagi para aktivis mahasiswa dari GREAT Edunesia yang berfokus untuk membentuk pemimpin berintegritas, cendekia, Transformatif, dan melayani masyarakat. ACD diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri dan menyiapkan penerima manfaat untuk siap berkiprah menjalani pasca kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H