Mohon tunggu...
GREAT Edunesia
GREAT Edunesia Mohon Tunggu... Lainnya - Mitra Pengelola Pendidikan Dompet Dhuafa

Mewujudkan Model Pendidikan Berkualitas untuk Indonesia Berdaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Great Edunesia Bagikan Pengalaman Kelola Sekolah Produktif

30 Mei 2024   17:06 Diperbarui: 30 Mei 2024   17:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda dengan zakat yang telah diterima dengan baik dalam masyarakat muslim sebagai kewajiban agama, perhatian terhadap wakaf sebagai instrumen filantropi yang dapat menggerakkan  masih kurang. Padahal Wakaf merupakan bagian penting dalam keuangan Islam yang memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat, termasuk Pendidikan. Di Indonesia saja potensi wakaf mencapi 180 triliun.

Guna memperdalam edukasi seputar wakaf khususnya dalam dunia Pendidikan, GREAT Edunesia Bersama Filantropi Indonesia dan Sekolah Sukma Bangsa mengadakan sharing session bertema "Sekolah dan Wakaf Produktif" yang disiarkan live pada 28 Mei 2024. Abdul Khalim, General Manager School Development GREAT Edunesia Dompet Dhuafa berbagi praktik baik pengelolaan wakaf yang dilakukan di sekolah Al Syukro Universal dan Sekolah SMART Cibinong.

"Dompet Dhuafa memiliki miniatur pengelolaan wakaf dibidang Pendidikan. Ada dua lokasi yaitu Tangerang Selatan, Sekolah Al Syukro Universal dan Klapanunggal yaitu Sekolah SMART Cibinong. Tanpa membuka donasi, tanpa meminta bantuan, tapi keduanya surplus miliaran" ucap Khalim.

Patut diakui guna menyelenggarakan Pendidikan berkualitas butuh dana yang tidak sedikit. Adanya SDM berkualitas, fasilitas yang lengkap, dan kurikulum terbaik dihasilkan melalui proses yang tidak murah. Kondisi ini membuat Pendidikan hanya terjangkau oleh kalangan atas. Namun dengan adanya skema wakaf, Pendidikan berkualitas bisa dijangkau semua kalangan.

"Walaupun berbayar, di sekolah wakaf yang kami Kelola biaya tidak semahal di sekolah yang setara. Kami buatkan unit bisnis untuk mensubsidi berbagai pengeluaran. Kedepan kami berencana untuk membangun SPBU, dimana keuntungannya bisa dikonversi sebagai beasiswa. Hari ini kami sudah bisa memberikan beasiswa untuk kurang lebih 50 murid setiap tahun" tutur Khalim.

Namun dibalik kesuksesan pengelolaan sekolah produktif, Khalim juga berbagi tantangan yang muncul.

"Dalam pengelolaan sekolah produktif dibutuhkan kontrol yang ketat. Kami terus melakukan monitoring dashboard keuangan termasuk pengecekan sarana dan prasarana. Setiap kerusakan harus segera diperbaiki. Selain itu program harus terus berinovasi agar aset tidak mandeg. Hal ini sesuai dengan kaidah wakaf bahwa aset wakaf ini tidak boleh berkurang atau minus" ucap Khalim.

Di akhir sesi, Khalim berpesan agar setiap nazhir atau pengelola wakaf senantiasa memegang tiga nilai sebagai kunci sukses pengelolaan wakaf produktif.

"Untuk pengelolaan wakaf produktif yang perlu ditanamkan nilai amanah, jujur, dan professional. Amanah dalam mengelola dana wakaf, Jujur dalam menyampaikan laporan pada wakif, Profesional dalam mengembangkan aset wakaf sebagai bekal untuk mengemban amanah dan sebagai pertanggung jawaban kepada Allah." tutup Khalim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun