Mohon tunggu...
Just Me
Just Me Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Seru Siam Reap dan Phnom Penh

6 Juni 2013   11:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:27 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siam Reap Hotel photo SiamReapHotel.jpg

By Junardi Sarmili & Reny Seperti yang sudah-sudah, ebook travelhemat kembali menginspirasi kami untuk menyaksikan UNESCO Heritage Angkor Wat di Siem Reap dan menelusuri ibukota Cambodia, Phnom Penh. Bertolak dari Jakarta pada tanggal 22/5/13 menuju Siem Reap via Singapore dan Danang, kami tiba menjelang malam di Siem Reap, pintu masuk ke Angkor Wat. Dari bandara ke Tara Angkor Hotel di pusat kota, ada 3 pilihan transportasi: tuk-tuk 7 USD, taksi 10-12 USD, atau boncengan sepeda motor 3-4 USD, tidak jauh dari pintu keluar bandara. Tara Angkor Hotel yang direkomendasikan pak Agung Basuki dari TravelHemat.com ternyata baru saja menerima award pilihan traveler 2013 dari Tripadvisor, awardnya terpampang di meja resepsionis. Cozy, bersih, good service dengan harga kamar yang kurang dari 60 USD/malam membuat hotel bintang 4 ini pantas menerima penghargaan.

Intisari kunjungan ke Siem Reap untuk melihat langsung peninggalan sejarah abad 12 Angkor Wat. Komplek candi sangat luas sehingga perlu paling tidak 3 hari kunjungan baru selesai. Sebelum masuk kita harus antri sendiri untuk membeli tiket, tidak dapat diwakili pemandu wisata, karena akan dipotret dan foto kita terpampang di kartu pas masuknya. Selain foto, di tiket ada gambar Angkor Wat dan tanggal kunjungan, jadi bagus juga untuk kenang2an. Setiap kali masuk komplek candi, kartu pas harus ditunjukan, jadi lebih baik masukkan kartu pass ke plastik dan gantung di leher seperti tanda pengenal. Pemandu wisata sangat diperlukan apalagi untuk kunjungan kilat sehari seperti yang kami lakukan, fee nya 25 USD/hari, rata2 fasih berbahasa Inggris. Pagi-pagi sekali kami sudah menuju pintu gerbang komplek Angkor Thom yang megah untuk menulusuri candi Bayon dan Baphuon. Berbeda dengan candi Borobudur yang berupa stupa2, maka Bayon terdiri dari patung2 batu besar dengan gambar wajah, dalam sudut2 tertentu tampak saling bersentuhan hidung dengan hidung patung lainnya. Selama hampir 1 jam kami berada disana, kemudian dilanjutkan ke Terrace of the Elephant, dan Terrace of the Leper King, yang dulunya merupakan panggung pertunjukan.

Cuaca sangat panas suhu mencapai 38 C, sehingga disarankan untuk mengenakan topi lebar, kacamata, sunblok, dan tentu saja air minum. Penduduk lokal melengkapi dirinya dengan kain berbentuk 'syal' yang mengandung es dan dikalungkan ke leher untuk menurun panas tubuh. Nyaman, bentuknya modis, boleh dicoba. Kalau nginep di Tara Angkor Hotel, bisa dibeli disana seharga 4-5 USD. Sebelum makan siang, kami menyambangi candi Ta Prohm, candi favorit yang terkenal dengan batang dan akar pohon raksasa yang "melilit" bangunan candi. Sebelumnya memang saya telah pernah melihat gambarnya, tapi begitu melihat langsung bagaimana akar pohon kapok yang usianya lebih dari 300 tahun itu mengular raksasa diantara bangunan candi, terasa suasana magis dan mistiknya, luar biasa! Must see before you die.
Baca kelanjutan kisah perjalanan kami di sini! Silakan share tulisan ini via Twitter, Facebook maupun Google+ kepada teman/kerabat Anda yang berencana untuk melakukan perjalanan ke Siam Reap dan Phnom Penh. Siapa tahu mereka membutuhkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun