Mohon tunggu...
Gravity Bind
Gravity Bind Mohon Tunggu... Direktur PT. Kasanah Group -

Life Is Learning, Life is Helping, Life isn't Alone. Life is A Hope

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Api Harapan Anak-anak Johar

28 Januari 2016   15:38 Diperbarui: 28 Januari 2016   15:43 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Agung Komunitas Harapan, seorang mantan preman yang mendirikan Komunitas Pendidikan bagi anak-anak jalanan Pasar Johar"][/caption]

Sosoknya masih belum terlalu tua, sekitar 40 tahun usianya. Tangan kirinya mencoba meraih sudut-sudut lemari sebagai pegangan. Perlahan, ia tekuk lutut kirinya, sedikit menahan nafas hingga terlepas segala beban saat badannya sudah menyentuh tanah. Agung Seyabudi setiap hari harus bergelut dengan keadaan semacam itu. untuk sekadar duduk saja butuh pegangan dan menahan nafas agak panjang. Kaki sebelah kanannya terpaksa diamputasi karena suatu penyakit sehingga hari-harinya ia jalani setapak demi setapak dengan bantuan penyangga.

Sepintas, laki-laki ini seperti sudah kehilangan setengah harapan pasca kehilangan satu kaki. Namun jika diperhatikan lebih mendalam, di antara perumahan padat dekat Pasar Johar, ia adalah pahlawan yang sebenarnya.

Komunitas Harapan, itulah namanya. Inisiatif dari Agung yang dulu dilabeli preman pasar. Motifnya sederhana, preman juga manusia. Manusia punya nurani. Dan nurani Agung tersentuh karena prihatin dengan kondisi anak-anak di tempat tinggalnya, di Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman, Johar, Semarang.

Lahir dari sebuah perkampungan di Kota Semarang yang identik dengan kehidupan keras dan kasar, Komunitas Harapan membawa harapan masa depan bagi anak-anak kecil di lingkungan yang serba keras dan kasar.

Berbekal niat, semangat, dan nekatnya, Agung Setyabudi membangun Komunitas Harapan untuk menaungi anak-anak di sekitar kampung tersebut belajar akhlak, moral, dan sopan santun. Agung yang kini lebih dikenal dengan sebutan Agung Komunitas Harapan dengan kalimat motivasinya, “Berbuat baik harus Nekatzz!!” ini berjuang tanpa henti untuk masa depan anak-anak sekampungnya.

Kalimat motivasinya yang dianggapnya sebagai “virus nekatzz” itulah yang mengantarkannya menjajaki banyak batu terjal. Virusnya itu pulalah yang mengetuk banyak hati untuk turut ikut serta turun tangan membantu misi membangun masa depan anak-anak yang hidup di tengah derasnya arus sosial yang keras dan kasar.

Agung memanfaatkan rumahnya yang kecil dan pos kampung sebagai tempat belajar anak-anak kampung di seberang Pasar Johar. Berbagai alat pembelajaran sederhana Agung siapkan. Agung benar-benar totalitas dalam perjuangannya menyalakan api harapan bagi anak-anak di kampungnya.

Perjuangan selama kurang lebih dua tahun ini menyimpan banyak tantangan berupa tanda tanya besar. Apakah Komunitas Harapan akan terus bergerak, bertahan, dan semakin jaya. Mengutip Anies Baswedan, “Berpangku tangan atau turun tangan,”, Agung memilih turun tangan untuk membangun masa depan. Melunasi janji-janji kemerdekaan. Meski dengan segala keterbatasan.

Walau mengalami kecacatan di kaki sehingga mengharuskan ia memakai kaki palsu dan alat bantu ketika berjalan, Agung membuktikan bahwa kenekatan dan keberaniannya menjalankan misi ini akan berhasil. Agung yakin bahwa ia tidak sedang berjalan sendirian, ia berjalan bersama banyak orang, ia berjalan bersama manusia-manusia yang punya misi yang sama. Misi untuk menghidupkan api harapan bagi akhlak, moral, dan karakter anak-anak generasi bangsa selanjutnya.

[penulis : Muhammad Irkham Abdussalam]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun