Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peringatan Jumat Agung: Solider Membendung Covid-19

10 April 2020   17:21 Diperbarui: 10 April 2020   17:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salib merupakan tragedi kemanusian sekaligus jalan yang memerdekakan manusia. Karena salib mendamaikan manusia dengan Allah, dan sekaligus juga mendamaikan manusia dengan sesama manusia. Yesus solider dengan manusia, karena itu Yesus mati untuk memerdekakan manusia.

Gereja-gereja di Indonesia umumnya merayakan peringatan Jumat Agung dengan beribadah di rumah untuk melaksanakan imbauan menjaga jarak sosial, Untuk yang berada di Jakarta, pelaksananaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mengamanatkan agar pertemauan-pertemuan ibadah diselenggarakan di rumah selama dua minggu mulai hari ini.

Umat Kristen ada yang merayakan jumat agung dalam bentuk ibadah dirumah, dan ada juga yang merayakannya lewat live streaming, baik dengan menjalankan pelayanan perjamuan kudus di rumah-rumah atau yang hanya melakukan ibadah live streaming tanpa pelayanan perjamuan kudus. Umat Kristen solider dengan saudara-saudaranya di Indonesia dengan tetap tinggal dirumah, dan beribadah dirumah.

Jumat Agung merupakan hari yang sangat penting, pada hari itu umat Kristen melakukan perjamuan kudus untuk mengingat kematian Kristus yang sudah terjadi. Yesus mati untuk menanggung dosa manusia, Ia yang tak berdosa dijadikan dosa untuk menebus dosa manusia. Kematian Kristus memerdekakan manusia dari perbudakan dosa.

Perjamuan kudus yang dilakukan untuk mengingat kematian Kristus juga bertujuan untuk mengingat janji kedatangan Kristus yang kedua kali. Umat Kristen rindu bertemu dengan Yesus dalam perjamuan di surga kekal. Karena itu mereka yang menghargai kematian Kristus akan hidup berdamai dengan sesamanya sambil menantikan kedatangan kembali Sang Juruselamat.

Salah satu perkataan agung yang sempat dilontarkan Yesus sebelum kematiannya adalah, "Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."Meskipun harus mati di salib, Yesus tidak mengutuk mereka yang menyalibkannya, bahkan memohonkan pengampunan untuk mereka yang dengan kejam menganiaya-Nya secara tidak manusiawi.

Tidak sampai disitu, Yesus masih sempat berkata kepada salah seorang perampok yang disalib, ketika memohon kepadanya untuk bisa masuk dalam surga kekal, dengan berkata, hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus". Yesus sangat peduli dengan manusia, bahkan manusia yang dianggap terjahat pada waktu itu.

Pada waktu itu orang yang mati disalib mestinya adalah seorang penjahat besar, Yesus yang tidak bersalah itu disamakan dengan penjahat besar. Tapi Yesus tetap peduli dengan manusia, dan memberikan nyawanya untuk manusia mendapatkan hidup kekal, hidup sebagai manusia sejati.

Semangat Jumat Agung, semangat Yesus yang mengorbankan diri bagi manusia berdosa, untuk memerdekakan manusia berdosa, sejatinya menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi situasi sulit membendung wabah corona saat ini.

Kita sepatutnya bersungguh-sungguh untuk tidak mengorbankan orang lain dengan menjadi media peluaran virus corona, sebaliknya berusaha melindungi diri untuk tidak terpapar virus corona dan secara bersamaan melindungi orang lain agar tidak terpapr corona, serta bersama-sama membantu para tenaga medis menangani pasien terinfeski corona. Tenaga medis adalah kelompok rentan terpapar corona, mereka melakukan untuk semua orang dinegeri ini. Semangat yang ada dalam pengorbanan Yesus di salib.

Semangat pengorbanan Yesus juga menumbuhkan penghargaan terhadap sesama manusia. Mereka yang terinfeksi corona juga sesama kita. Mereka menderita karena itu jangan membuat stigma terhadap mereka untuk menambah penderitaan mereka, sebaliknya upaya nyata untuk mendukung mereka dalam bentuk menghibur, memotivasi bahkan bantuan lain yang patut kita berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun