Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Pasien Corona Sembuh, Masih Ada Asa untuk Indonesia

16 Maret 2020   22:07 Diperbarui: 16 Maret 2020   22:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabar tentang sembuhnya Pasien Corona kasus 01,02, dan 03 tentu saja membesarkan hati. Suasana yang mencekan beberapa hari ini  sedikit mencair, apalagi ketika kita mendengar kesaksian salah seorang pasien yang dengan suara bergetar campur haru mengungkapkan pengalaman kesembuhan yang dialaminya.

Kita tentu paham, menjadi pasien Corona bisa mendapatkan stigma negatif, siapapun tak ingin mendekat apalagi bersentuhan. Itulah alasannya mengapa Pemerintah menyembunyikan identitas pasien Corona.

Motivasi dari tiga  pasien Corona yang telah sembuh itu untuk kita semua tidak panik menghadapi Corona tentu saja membesarkan hati. Kita bisa terluput dari Corona dengan menjaga kesehatan yang prima.

Di dalam tubuh kita terdapat kekebalan yang dapat menolak Virus Corona jika kita menjaga kesehatan dengan baik. Kita berharap rasa bahagia yang sama juga akan kita dengar lebih banyak lagi melalui pasien-pasien yang akan segera sembuh.

Hadiah jamu yang diberikan Menteri Kesehatan Agus Putranto kepada pasien yang baru saja sembuh dari Corona, bukan hanya mengingatkan mereka yang disembuhkan untuk menjaga kesehatan dengan baik. Tapi, itu juga mengingatkan kita untuk terus waspada menjaga kesehatan tubuh untuk terhindar dari Virus Corona.

Yang lebih membahagiakan kita lagi adalah, ternyata di bumi Indonesia ini, Yang Maha Kuasa telah menyiapkan jamu, minuman tradisional Indonesia, yang khasiatnya tak kalah dengan produk-produk kesehatan berbahan kimia.

Kita tentu setuju pemerintah memberikan penghargaan sebasar-besarnya untuk tenaga medis yang telah berjuang keras merawat pasien Corona, dan sukses mengantarakan pasien itu menjalani hidup bebas, keluar dari ruang isolasi. Tapi, kita tidak boleh kehilangan kewaspadaan karena pekerjaan kita masih banyak untuk memerangi Covid-19.

Kita berharap rentetan kejadian mencekam segera sirna, tapi kita tak perlu memperdebatkan siapa yang paling berjasa, demikian juga mencari-cari kambing hitam pencipta suasana mencekam yang hampir saja melahirkan kebijakan "lockdown"pada daerah-daerah yang telah mengumumkan KLB (kejadian luar biasa) , utamanya sekarang kita harus berkomitmen, dan  lebih serius berperang melawan Corona, karena asa itu ada untuk Indonesia untuk keluar dari darurat Corona.

Kita harus belajar pada negara-negara dimana mereka tidak waspada, Virus Corona telah menelan kornban yang tidak sedikit pada banyak negara. Kewaspadaan penuh harus kita jaga, namun, bukan tanpa harapan, sebaliknya kita harus mendasarinya dengan sebuah keyakinan Pandemi covid-19, atau badai Corona ini pasti akan berlalu.

Kita harus terus merajut masa depan bersama-sama saudara sebangsa untuk membangun Indonesia yang lebih baik, demikian juga bersama-sama bangsa-bangsa di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun