Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tingkatkan Kualitas Kerja dan Kepedulian Tangani Pandemi Covid-19

14 Maret 2020   14:23 Diperbarui: 10 April 2020   21:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PEMERINTAH SEPATUTNYA BERHENTI MENCIPTAKAN PANGGUNG PERDEBATAN BARU UNTUK TANGANI COVID 19

Pada awal Februari 2020, seorang teman  yang baru pulang dari luar negeri bercerita, bahwa respon banyak negara  menghambat penyebaran Virus Corona sangat luar biasa, herannya Indonesia jutru sebaliknya. Dia menjelaskan, bahwa ketika dia kembali dari luar negeri, di Bandara Soekarno Hatta  hampir tidak ada pemeriksaan berarti untuk antisipasi penyebaran Virus Corona ke Indonesia. Petugas Bandara memang sekali-sekali menggunakan alat pendeteksi  untuk memeriksa satu dua orang secara sambil lalu, tapi tidak terlihat tindakan preventif serius menghalangi mereka yang mungkin terdeteksi tertular Virus Corona masuk ke Indonesia.

Dalam diskusi dengan sahabat lain, secara guyon rekan saya yang lain berujar, Jelas saja pemeriksaan terhadap orang yang mungkin tertular Corona tidak dilakukan secara serius, karena petugas itu mungkin  tidak yakin apakah alat itu mampu mendeteksi orang tertular Virus Corona. Masih dalam nada gurau, seorang teman berceloteh, bahwa Harvard melaporkan penelitian tentang Indonesia, penyebaran Virus Corona di Indonesia tidak akan terdeteksi dengan baik, karena alat-alat yang dimiliki Indonesia, tidak mampu mendeteksi orang tertular Virus Coronan secara akurat. 

Saya berpikir, mungkin karena petugas Bandara juga tidak yakin bahwa alat yang mereka gunakan dapat mendeteksi orang yang tertular Virus Corona, maka mereka melakukan pemeriksaan terhadap orang yang masuk ke Indonesia sekadar melaksanakan tugas. Berdasarkan laporan teman saya tersebut dapat disimpulkan secara sementara, respon Indonesia, secara khusus di Bandara tempat masuknya pendatang ke Indonesia dilakukan tidak secara sungguh-sungguh, dengan semangat untuk melindungi masyarakat Indonesia.

Tidak berapa lama setelah perbincangan itu pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa Indonesia memiliki alat-alat yang sangat memadai untuk mendeteksi apakah pendatang yang masuk ke Indonesia itu terpapar Virus Corona atau tidak. Selanjutnya Presiden Jokowi juga mengumumkan bahwa pemerintah sangat serius melindungi setiap individu di Indonesia, sampai-sampai dua orang yang terdeteksi terpapar Virus Corona pun di rahasiakan identitasnya. 

Saya kemudian berpikir, apakah kerja keras pemerintah Jokowi sudah sangat luar biasa, dan memiliki dukungan alat-alat canggih yang luar biasa, sehingga pemerintah tidak perlu melibatkan masyarakat untuk bersama melindungi rakyat Indonesia dari serangan Virus corona? 

Membandingkan dengan informasi teman saya terkait pengawasan seadanya petugas Bandara yang dia temui, saya berpikir jika memang laporan itu benar,  apakah penolakan masyarakat Natuna terkait isolasi pasien terduga Corona juga memiliki dasar yang kuat, yaitu didasari ketakutan atas kerja aparat pemerintah yang seadanya, maksud saya sekadar menjalankan tugas, bukan menampilkan kerja keras yang sungguh-sungguh, seperti pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang sampai titik darah terakhir untuk mengusir penjajah. 

Kalau penanganan terhadap Pandemi Corona yang mematikan itu dilakukan seadanya, wajar saja banyak negara-negara asing meragukan respon serius pemerintah Indonesia. Apalagi setelah, beberapa pertemuan agama menerapkan salam khusus untuk mencegah Corona dalam pertemuan ibadah, pemerintah juga menawarkan salam siku untuk mengganti jabat tangan. Tampaknya tak ada   strategi jitu yang ditawarkan pemerintah Indonesia untuk menghambat Penyebaran Corona. Sebaliknya, yang tampil adalah panggung-panggung perdebatan.

Jika kita bisa mengatakan bahwa peringatan WHO agar Indonesia menangani Pandemi Corona secara serius adalah hasil dari sebuah pengamatan yang mendalam, maka pemerintah indonesia harus mensyukurinya, daripada menyakinkan Indonesia aman Corona, tapi realitanya banyak terpapar Corona. Data terakhir tentang jumlah korban meninggal dan jumlah pasien terdeteksi Corona semestinya menyadarkan pemerintah, bahwa perdebatan harus diganti dengan kerja keras. Aparat pemerintah harus menanamkan semangat juang para Pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam melindungi masyarakat Indonesia dari serangan Corona.  

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus seirama menangani Pandemi Virus Corona. Panggung perdetabatan yang  hadir di kalangan pejabat , serta  meluas pada kelompok-kelompok masyarakat harus diganti dengan kerja keras bersama. Seperti semboyan Jokowi yang tersohor itu, Kerja...Kerja...Kerja.... Kalau penanganan Pandemi Corona hanya sebatas menciptakan panggung-panggung perdebatan tanpa kerja keras yang disusun secara strategis, apa yang terjadi dengan Indonesia yang merupakan negara padat penduduk ini?

 Adalah bijaksana bagi pemerintah mengakui keterbatasan  untuk kemudian mendapatkan dukungan segenap rakyat Indonesia untuk  melaksanakan tugas yang amat besar melindungi segenap rayata Indonesia dari ancaman Corona, dibandingkan tampil sebagai seorang yang maha tahu, maha kuat, namun, membiarkan bahaya mengancam rakyat Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun