Mohon tunggu...
Gratcya Francoice Therese
Gratcya Francoice Therese Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Terima kasih sudah berkunjung! Kalian luar biasa. Love u gais.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

I'm Gainin' It? Kok McDonald's?

30 Maret 2021   15:17 Diperbarui: 30 Maret 2021   15:24 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sosc111.wordpress.com/

            Bagaimana kaitan McDonald's dengan kehidupan postmodernisme ?

          McDonald's dapat dikatakan sebagai McDonalisasi yang merupakan suatu fakta bahwa restoran cepat saji (fastfood) mencerminkan paradigma masa kini dari rasionalitas formal yang dimasa hidup Weber yang disebut sebagai birokrasi. Dalam restoran cepat-saji, mengulurkan sajian melalui jendela (drive thru) adalah contoh yang baik dari usaha  mempertinggi efisiensi dalam mendapatkan pesanan makanan. Kemampuan untuk diprediksi berarti apa yang kita konsumsi nanti persis sama dengan saat ini. Restoran cepat saji adalah contoh yang baik dari penekanan pada kuantitas daripada kualitas. Dengan demikian, restoran cepat-saji mempertinggi rasionalitas formal pada umumnya maupun masing-masing dimensi pada khususnya. Bila rasionalitas formal disamakan dengan modernitas, maka kesuksesan dan penyebaran restoran cepat-saji serta derajat penerimaannya yang menjadi model pelayanan di berbagai sektor kehidupan bermasyarakat lainnya, menunjukkan bahwa kehidupan dunia modern tetap berlangsung.

           Menurut Ritzer, McDonald's (dan industri fast-food pada umumnya) merupakan salah satu dari pola konsumsi baru masyarakat postmodern. Semua pola konsumsi baru itu adalah postmodern dalam pengertian bahwa pola-pola itu sebagian besar adalah inovasi baru yang muncul dan berkembang pada akhir abad 20. Seperti McDonald's, pola-pola itu sebagian besar inovasi Amerika Serikat, tetapi juga diekspor secara agresif ke sebagian besar belahan dunia lain dimana pola konsumsi itu bahkan berdampak lebih besar terhadap konsumsi.

            Dengan bergantinya huruf M menjadi W pada logo McDonald's, menunjukkan adanya culture jamming, dimana terdapat suatu hal yang mengganggu transmisi yang ada.  Culture jamming menyiratkan gangguan, sabotase, tipuan, lelucon, bandit atau penyumbatan apa yang dilihat sebagai struktur kekuasaan monolitik yang mengatur kehidupan budaya. Pada McDonald's, dapat dilihat adanya penggambaran suatu hal sebagai semacam "kekenyangan" dari sistem; hal ini merupakan peningkatan pesan retorika yang kontradiktif dalam upaya untuk menimbulkan perubahan, sehingga culture jamming dapat dilihat sebagai strategi protes retoris.  Secara khusus, "orang iseng" menggunakan alat media massa dan pemasaran untuk memanfaatkan sumber daya dan tempat yang mereka miliki. 

           Oleh karena itu, dengan adanya culture jamming dapat menggambarkan pola konsumsi dan gaya hidup dari postmodernisme. Dimana kehidupan postmodern ini selanjutnya menciptakan pola-pola konsumsi baru yang merupakan ciri khas dari kehidupan postmodern tersebut dan membuat orang atau para konsumen bisa menikmati apa saja yang disediakan oleh era kehidupan tersebut yang disebabkan oleh khayalan. Untuk memenuhi kebutuhan ini maka manusia harus bekerja. Dengan timbunan besar barang/komoditi ini melahirkan kemakmuran dalam masyarakat kapitalis.  

Daftar Pustaka

Heldi. (2009).  Pola Konsumsi Masyarakat Postmodern: Suatu Telaah Perilaku Konsumtif dalam Masyarakat Postmodern. Al-Iqtishad, 1(1), hal 113-122.

Fatria, J. (2020). Ini Daftar Negara Paling Gemuk di Dunia. Diakses pada 30 Maret 2021.

https://sosc111.wordpress.com/2013/12/25/are-we-really-product/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun