CARA BERFIKIR ETIS DI DALAM ETIKA DIBAGI MENJADI 3 (TIGA) YAITU DEONTOLOGIS, TELEOLOGIS DAN KONTEKSTUAL :
Adalah cara berfikir yang berdasarkan pada prinsip atau norma objektif yang dianggap harus berlaku pada situasi apapun. Wujud paling konkrit misalnya hukum atau norma moral, agama, adat, dan lain sebagainya. Sehingga ketika bertindak sesuai dengan hukum atau norma, maka itu etis. Bertentangan dengan hukum atau norma maka itu tidak etis. Contoh seorang polisi menangkap penjahat itu adalah etis karena itu merupakan kewajiban dari seorang polisi.
Teleologis
Adalah nilai etis sebuah tindakan, ditentukan oleh tujuannya. Betapapun benarnya, kalau dilakukan dengan tujuan jahat, maka jahat secara etis. Dalam etika teleologis tidak berarti, dengan memberikan tujuan pada akibat, menyebabkan etika teleologis mengabaikan hukum/prinsip. Ia tetap mengakul hukum atau prinsip tetapi itu bukan ukuran terakhir. Contoh kasus pembunuhan yang dilakukan oleh korban premanisme.
Kontekstual
Adalah cara berfikir dalam etika kontektual, yang paling penting bukanlah apa yang secara universal/umum benar tetapi apa yang secara kontektual paling tepat dan paling dapat dipertanggungjawabkan. Etika ini, meletakan situasi dan kondisi sebagai pertimbangan pokok dalam dalam melakukan keputusan etis. Contoh bagaimana bila berbohong itu adalah satu-satunya untuk menyelamatkan nyawa orang tidak bersalah dari amukan kelompok orang atau geng motor yang sedang melakukan pemberontakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H