Mohon tunggu...
Granita Medina Alisya
Granita Medina Alisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Telkom

Halo, perkenalkan saya Granita. saya merupakan mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Telkom

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngadu Muncang Sebagai Warisan Budaya: Mempertahankan Tradisi Melalui Permainan

12 November 2023   22:18 Diperbarui: 12 November 2023   23:09 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAGAIMANA CARA BERMAIN NGADU MUNCANG?

Dalam memainkan permainan ini, dua buah muncang disusun oleh pemain dengan bentuk vertical. Kemudian tempatkan bambu diatasnya. Jepit muncang menggunakan bambu, kemudian dipukul dengan keras. Muncang yang tidak pecah, berarti ia adalah pemenangnya.

Banyak cara dalam memainkan permainan adu muncang. Karena seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, alat ngadu muncang mengalami perubahan. nak-anak tidak lagi harus mencari alat penjepit kayu dan memegang kedua ujungnya agar muncang bisa berdiri tegak. Pasalnya sekarang sudah ada alat penjepit khusus ngadu muncang. Hanya perlu orang untuk memukul penjepitnya dengan keras.

Konon katanya, ada trik khusu agar muncang bisa kuat dan tahan lama. Caranaya adalah dengan merendam biji muncang didalam air cuka selama mungkin. Kemudian, permukaan biji muncang di gosok dengan menggunakan minyak zaitun.

PENYALAHGUNAAN PERMAINAN ADU MUNCANG

Bagi Masyarakat sunda, permainan adu muncang adalah permainan yang menyenangkan. Memiliki banyak manfaat seperti belajar focus dan telaten, juga mempererat tali silahturahmi. Namun, sayangnya banyak pihak yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan permainan tradisional ini. Mereka melakukan permainan ini dengan tujuan untuk berjudi yang menyebabkan munculnya hal-hal negatif dan ingin meraih keuntungan dengan menjadikannya taruhan, atau bahkan judi. Taruhan Ngadu Muncang pada umumnya disalahgunakan oleh para orang tua dan pemuda iseng. Mereka menggunakan media Ngadu Muncang supaya permainan bertambah mengasyikan. Akibatnya, penyalahgunaan permaianan tradisional ini menjadi salah satu target polisi dengan dugaan perjudian.

Penyalagunaan permainan tradisional ini memang bukan kesalahan anak-anak desa atau pihak yang menghadirkan permainan Ngadu Muncang ke tengah dunia anak-anak. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawablah yang harus disalahkan dengan penyalagunaan permainan tradisional ini. Kehadiran mereka di tengah masyarakat akan merusak citra permainan tradisional yang saat ini sedang giat bersaing dengan permainan modern.

Adu muncang merupakan permainan tradisional dengan tujuan memberikan manfaat positif. Sudah sebaiknya, kita sebagai generasi penerus melestarikan dan membudayakan permainan tradisional ini agar dapat terus terjaga dan memberikan dampak yang positif.

References

Hikmah Prisia Yudiwinata, P. H. (2014). PERMAINAN TRADISIONAL DALAM BUDAYA DAN PERKEMBANGAN ANAK. PARADIGMA , 3.

Yusep Mulyana, A. S. (2019). Permainan Tradisional . Bandung : Salam Insan Mulia .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun