Pada era modern ini, internet dan teknologi sangat berkembang dan menjadi semakin canggih. Internet dan teknologi di ciptakan untuk mempermudah kegiatan atau aktivitas manusia. Semakin canggih teknologi, semakin mudah dalam berkomunikasi, mencari informasi, dan lainnya.
Kemajuan teknologi juga mempunyai dakmpak negatif, yaitu membuat niat membaca buku menurun. Teknologi dan internet membuat manusia mudah dalam mencari informasi, sehingga mengurangi kebutuhan dalam membaca, mencari, dan membeli buku. Dilansir dari Kominfo, menurut sekertaris jenderal kementrian kominfo Mira Tayyiba menyebutkan bahwa data dari UNESCO, tingkat literasi di Indonesia adalah 0,001% (Kominfo, 2021).
Selain mencari informasi informasi dari internet dengan mudah, orang juga membeli buku di toko online, mengunduh buku secara gratis, subskirpsi membaca berbayar dan lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penjualan buku secara langsung di Indonesia. Salah satu toko buku di Indonesia yang terpengaruh adalah Toko Buku Gunung Agung. Toko Buku Gunung Agung adalah salah satu toko buku terbesar dan terbanyak cabangnya di Indonesia pada masanya.
Bencana seperti pandemi Covid-19 juga mempengaruhi penjualan secara drastis yang menyebabkan menurunnya penjualan. Manajemen dari Toko Buku Gunung Agung telah menerapkan solusi yang paling efektif dan efisien seperti menutup beberapa gerainya di beberapa kota.
Sebagai upya penjualan juga diterapkan seperti pemberian diskon yang besar dan hanya membeli atau menambah stok buku jika ada pesanan saja. Menurut saya hal ini adalah upaya yang tepat dan cepat untuk menutupi kerugian dan mendorong penjualan. Hanya saja, hal tersebut belum memenuhi seluruh biaya operasional yang ada. Sehingga Toko Buku Gunung Agung terpaksa mengalami kebangkrutan dan menutup semua gerai yang ada dan mem-PHK seluruh karyawannya. Toko Buku Gunung Agung menutup usahanya secara bertahap dan sesuai peraturan perundang-undangan