Memulai hari-hari pernikahan yang terhitung baru ini (satu tahun 3 bulan) bukan berarti terlalu cepat untuk memberikan kesimpulan bahwa memang benar keadaan bersama dengan mertua adalah bagaimana kita berbuat baik kepada mereka selayaknya orang tua kita sendiri.
Berbeda halnya dengan kondisi kepada pasangan suami istri yang diberikan qodar oleh Allah orang tua mereka tidak bisa hadir dalam hari-hari setelah pernikahan, namun tetap doa yang dilatunkan sama seperti kita mendoakan kedua orang tua kita sendiri.Â
Memang berat namun bisa kok dilalui
Menyadari bahwa proses adaptif diri kita bersama pasangan kita saja membutuhkan waktu yang terus menerus sampai kita sama-sama dipisahkan oleh maut, begitu pula banyak hal yang harus menuai penyesuaian dan pintar-pintar kita untuk mengelola jiwa dan raga kita. Jangan sampai baper yang terlalu berlebihan sehingga berbalik arah yang buruk kepada diri kita, menjadi stress dan parahnya dalam tahap depresi.
Namanya berbeda kepala, pasti akan berbeda cara pandang, apalagi sudah lintas generasi dalam beberapa periode, butuh waktu yang sangat-sangat panjang menurutku untuk bisa menyesuaikan. Selama tidak ada hal-hal yang prinsipil dan hanya celetukkan semata, bisalah untuk kita pintar-pintar take and down bahwa semuanya itu ya demi kebaikan kita (walau menyebalkan jujur saja).
Jangan sampai tidak memperdulikan mereka
Aku sadar ini ketika mendengar cerita yang sangat memilukan dari seorang ibu yang memiliki anak-anak yang sudah menikah semua dan semuanya itu lelaki. Sangat disayangkan ketika ibu ini mendapatkan diagnosa berupa penyakit yang cukup kompleks, namun tidak ada satu pun menantunya yang mengantarkan dirinya untuk berobat, padahal menurut ceritanya, tempat berobatnya ini dalam satu kota yang sama.
Sawang-sinawang memang, karena kita tidak tau dalamnya hubungan yang sebenarnya antara menantu dan mertua ini seperti apa. Tapi jujur saja ketika aku mengalami sendiri saat mertuaku sakit, aku merasa sangat bingung seperti ketika ibuku mengalami sakit juga. Sama kelimpungannya dan sama khawatirnya dan sangat suka rela mengantarnya berobat dari tengah malam hingga subuh menjelang.
Pahamilah sekali lagi mereka adalah orang tuaÂ
Secara akal sehat, dalam keadaan yang mood swing atau kita butuh waktu sendiri, benar adanya saat ada yang memberikan kritik ataupun komen, menjadi autosebal. Tapi selalu ingat-ingat bahwa doa-doa merekalah yang begitu mustajab dan bakti kita kepada mereka itu adalah sebuah akhlaqul karimah.
Terkadang ingin memberikan bukti bahwa berada pada era atau jaman yang berbeda itu cukup menantang bahwa pilihan mereka terkait karier seseorang itu menjadi sangat berbeda. Sudah kita ketahui bersama bahwa beberapa deretan yang ada di pemerintahan saat ini berasal dari para generasi millenial yang tidak konvensional dan sangat dinamis namun tetap pada porosnya. Hanya inginkan itu saja dan sangat disadari membutuhkan waktu yang akan menjawabnya, kalo generasi kita bisa sukses dengan cara-caranya juga.