Mohon tunggu...
Rangga Agnibaya
Rangga Agnibaya Mohon Tunggu... -

Hidup berpikir

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

La Nyalla Mattalitti Murid Paling Cerdas Niccolo Machiavelli

6 Januari 2012   12:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Melihat sepak terjang seorang La Nyalla Mattalitti dalam kisruh persepakbolaan kita saat ini, kiranya cukup buat saya untuk berasumsi bahwa beliau yang terhormat ini pernah membaca buku Niccolò Machiavelli yang berjudul Il Principe (1513) yang menjadi kitab suci tokoh-tokoh sekaliber Hitler, Lenin, Napoleon, bahkan mungkin dua diktator kita sukarno dan suharto. Jika tidak, setidaknya dia mengenal pemikiran Machiavelli yang memang lebih mirip sebagai tips dan trik berkuasa. Bagaimana tidak, La Nyalla sangat fasih menjalankan peran yang disarankan oleh Machiavelli pada seseorang yang ingin berkuasa. Bagi Machiavelli, kekuasaan tidak relevan dengan hal-hal yang berkaitan dengan moralitas. Maka kekuasaan adalah cara-cara bagaimana seseorang dicintai sekaligus ditakuti oleh orang lain pada saat yang bersamaan, dengan cara kotor sekalipun.

Dapat kita lihat bagaimana moralitas benar-benar tidak berlaku bagi La Nyalla dalam sepak terjangnya mencapai tujuan. Agitasi murahan, muslihat, adu doma, dan provokasi dia lakukan untuk satu tujuan; kekuasaan dalam sepak bola indonesia. Kita juga dapat melihat bagaimana dia berlaku bak kelinci yang manis agar dicintai orang banyak. Faktanya dia dielukan oleh KPSI layaknya pahlawan, bahkan dibopong bak raja. Di lain pihak, dia menebar wajah beringas bak singa. Gertak sana, gertak sini. Ancam sana, ancam sini. Bahkan membodoh-bodohkan orang berintegrtitas tinggi macam Todung Mulya Lubis, Anis Baswedan, bahkan seorang Kommarudin Hidayat dimakinya. La Nyalla meresapi ajaran Machiavelli , bahwa penguasa harus dicintai orang-orang yang sejalan, dan ditakuti oleh musuh-musuhnya. Benar-benar seorang Principe (pangeran) La Nyalla ini, Machiavelli pasti bangga dengannya.

Lebih ekstremlagi, Machiavelli juga menganjurkan agar seseorang menjadi penjilat jika ingin merasakan kekuasaan, setidaknya di bawah sang penguasa yang mempunyai kekuatan lebih besar.. Sebab, seorang penguasa juga harus paham dengan kekuatan diri, dan harus berkoalisi dengan pihak yang lebih kuat, bila perlu menghamba sampai keadaan memungkinkan untuk menusuk dari belakang. Sekali lagi, moralitas tidak relevan dengan kekuasaan, La Nyalla paham itu.

Maka, sambutlah Il Principe “Sang Pangeran”, murid paling pintar Niccolo Machiavelli: La Nyalla Mattalitti

Salam PAHGK!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun