Lama berada di Indonesia yang masih bernama Nusantara akhirnya ditinggalkan Belanda dan tentara Jepang mengambil alih pada tahun 1942. Jepang lambat laun kewalahan dan tertindas oleh sekutunya.Â
Itulah sebabnya, Jepang memberikan janji manis yang sangat diinginkan rakyat Indonesia, yaitu kemerdekaan. Janji manis ini dibuat di Tokyo pada tanggal 7 September 1944 oleh Perdana Menteri Kekaisaran Jepang, Kuniaki Koiso.
Tentunya, kemandirian ini membutuhkan persiapan. Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dibentuklah badan bernama BPUPKI yang kemudian berganti nama menjadi PPKI. Namanya cukup mirip, bukan?Â
Dalam praktiknya BPUPKI dan PPKI memiliki persamaan tujuan, yakni mempersiapkan kemerdekaan RI. Namun ada perbedaan BPUPKI dan PPKI yang juga jadi bagian penting bagi sejarah kemerdekaan Indonesia.Â
Perbedaan BPUPKI dan PPKI
Pada tahun 1944, pasukan Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda) mulai memukul mundur Jepang, dan mereka mulai melawan.Â
Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka di masa depan setelah kemenangan terakhir dalam perang.
Hingga akhirnya, pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan hari lahir Kaisar Hirohito, Jepang secara resmi mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyunbi Cosakai.
BPUPKI bertugas menyelidiki masalah-masalah penting yang berkaitan dengan politik, ekonomi, dan pemerintahan serta menyelidiki, dan berbagai hal. Termasuk hal lain yang diperlukan untuk membentuk negara Indonesia yang merdeka.
Setelah menyelesaikan tugasnya dalam ujian kedua yang diselenggarakan dari pukul 10.00 hingga 16.00 Juli 1945, BPUPKI dibubarkan dan digantikan oleh PPKI (Panitia Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyunbi Inkai pada 7 Agustus 1945.Â
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan BPUPKI dan PPKI yang bisa dilihat dari berbagai sisi. Mulai dari tugas hingga peran Jepang seperti berikut ini: