Bentuk reklamasi ini dilakukan dalam kondisi drainase kawasan yang relatif buruk, sehingga perbaikan yang berkaitan dengan pantai meningkatkan risiko banjir.
Metode Reklamasi
Metode reklamasi tersebut juga tergantung pada sistem yang digunakan. Ada empat metode reklamasi berdasarkan bentuk reklamasi di atas, yaitu drainase, polder, tebar, dan polder dan tebar seperti penjelasan berikut ini:
1. Metode Drainase
Prosedur ini dilakukan pada kondisi pantai dengan elevasi yang rendah dibandingkan permukaan sekitarnya, sehingga nantinya ketinggian kawasan ini akan disesuaikan dengan lingkungan dengan menambahkan timbunan tanah dan pasir.Â
Daerah itu mungkin merupakan rawa pasang surut atau rawa yang tidak terpengaruh oleh pasang surut. Dengan pengembangan sistem drainase dan pintu kontrol yang baik, maka kawasan pesisir ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman dan pertanian.Â
2. Metode Polder
Polder adalah metode pembuangan air laut dengan pompa. Proses ini melibatkan pembangunan bendungan untuk mencegah air laut memasuki daerah kering. Sistem polder akan diterapkan di daerah dengan kondisi drainase yang baik.
Memulihkan sistem polder tidak cocok untuk daerah dengan curah hujan tinggi seperti Indonesia. Reklamasi dilakukan dengan cara mengeringkan air hasil reklamasi dengan cara dipompakan ke bendungan yang kedap air untuk dikeluarkan dari areal reklamasi.Â
Secara umum, pelaksanaan restorasi polder adalah sebagai berikut:
Pembangunan tanggul kedap air mengelilingi daerah reklamasi.
Air di reklamasi akan dipompa keluar sehingga kering.
Perbaikan tanah dasar.
Pembuatan jaringan drainase termasuk pompanisasi yang bertujuan menjamin lahan hasil reklamasi bisa kering dengan baik saat musim kemarau atau hujan.