Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Kebaya sebagai Rumah Adat Betawi yang Kaya akan Filosofi!

10 Desember 2022   13:30 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:33 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makam ini memiliki tujuan, yaitu untuk mengingatkan kepada keluarga yang masih hidup akan adanya kematian. Pada saat membuka jendela kamar, yang akan dilihat untuk pertama kalinya adalah menempuh perjalanan jarak jauh. Tetapi, tradisi ini juga sekarang sudah banyak ditinggalkan karena tergerusnya zaman.

Filosofi Serta Makna Di Balik Rumah Adat Betawi

Sumber: google.com
Sumber: google.com

Rumah kebaya sebagai rumah adat Betawi memiliki beberapa bagian pada rumah. Setiap bagian rumah ini ternyata terdapat filosofinya tersendiri.

Seperti halnya rumah-rumah pada umumnya, rumah ini juga dikelilingi dengan pagar kayu atau langkan. Langkan sendiri mengandung filosofi di dalamnya, yaitu mereka terbuka kepada semua orang, tetapi tetap memiliki batasannya.

Mereka dapat membedakan mana yang baik dan juga yang buruk, yang akan masuk ke dalam rumah mereka itu. Sedangkan pada lantai rumah adat Betawi disebut dengan gejongan. Gejongan ini menyimbolkan suatu penghormatan kepada para tau yang datang ke rumah untuk berkunjung.

Gejogan adalah sesuatu yang sangat keramat, karena dihubungkan juga dengan balaksuji. Balaksuji sendiri berasal dari kata "balak" yang memiliki arti bencana, dan kata "suji" yang memiliki arti penyejuk. Sehingga, balaksuji diartikan sebagai penyejuk dan mampu menghalangi masuknya segala bencana yang bisa masuk ke dalam rumah.

Teras yang luas pada rumah adat Betawi melambangkan sebuah keterbukaan, kekeluargaan, keramahan, hingga keharmonisan pada suatu hubungan dengan sesama masyarakat. Warga Betawi tidak pernah membeda-bedakan siapa pun tamu mereka yang berkunjung ke rumah, tidak peduli berasal dari suku apapun dan keyakinan mereka. Mereka akan tetap menyambut tamu mereka dengan sangat ramah.

Sedangkan, sumur yang biasanya terdapat di depan rumah mereka, memiliki tujuan untuk meminta kepada siapapun yang akan masuk ke dalam rumah mereka, diharapkan untuk membasuh kaki mereka terlebih dahulu. Pembangunan balaksuji ini sudah banyak ditinggalkan. Kini, balaksuji hanya ada di beberapa masjid di wilayah perkampungan saja.

Nah, itulah filosofi yang terdapat di dalam rumah adat Betawi atau rumah kebaya. Apakah kamu jadi penasaran dan ingin melihat secara langsung rumah adat Betawi ini?

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun