Selain itu, orang yang mengerjakan shalat isyraq hakikatnya dia juga sedang mengerjakan shalat dhuha. Sebuah hadits menyebutkan, shalat Isyraq disebut dengan "syubhat dhuha (shalat dhuha pada awal waktu)" (Hadits Abu Umamah).
Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang yang sudah mengerjakan shalat isyraq boleh mengerjakan shalat dhuha lagi?Â
Shalat dhuha tidak harus dikerjakan pada satu titik waktu, namun boleh dikerjakan di sepanjang rentang waktu shalat dhuha tersebut.Â
Yakni ketika matahari seujung tombak hingga menjelang waktu zawal atau matahari hendak jatuh ke arah barat.Â
Jadi, bagi mereka yang sudah mengerjakan shalat dhuha di awal waktu, yakni shalat sunnah isyraq, maka dia tetap boleh mengerjakan shalat Dhuha lagi di akhir waktu.
Contohnya, pada jam 06.30 kamu mengerjakan shalat isyraq, maka kamu tetap boleh mengerjakan shalat dhuha pada pukul 10.00.Â
Lalu, bagaimana tata cara pelaksanaan shalat isyraq, apakah ada bedanya dengan shalat dhuha? Berikut ini caranya:
Shalat isyraq dilakukan sebanyak 2 rakaat dengan gerakan dan bacaannya sama dengan shalat-shalat lainnya, termasuk shalat sunnah dhuha
Shalat isyraq disyaratkan bagi orang yang melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid, kemudian ia berdiam di masjid sambil berdzikir hingga matahari terbit. Ia kemudian melaksanakan shalat isyraq tersebut sebanyak 2 rakaat
Saat berdiam di masjid, kamu dianjurkan untuk berdzikir. Dzikir ini bentuknya umum, sama seperti bacaan dzikir biasanya di shalat-shalat lainnya, yakni bisa dengan membaca Al Qur'an, mengkaji ilmu agama, mengikuti majelis ilmu, atau dengan membaca dzikir pagi
Shalat isyraq juga bisa dilakukan oleh wanita yang mengerjakan shalat subuhnya di rumah. Setelah mengerjakan shalat subuh, seorang muslimah ini dapat berdiam diri di tempat shalatnya kemudian berdzikir atau membaca Al Qur'an. Kemudian setelah matahari setinggi tombak, ia bisa mengerjakan shalat sunnah Isyraq