Majas terdiri dari beberapa jenis, seperti simile, hiperbola, personifikasi, metafora, dan sebagainya. Majas biasanya digunakan dalam sebuah karya sastra seperti cerpen, novel, maupun puisi untuk menambahkan nilai seni pada kalimat yang ada di dalamnya, supaya terlihat tidak membosankan dan lebih menarik.
Penggunaan majas juga sangat berguna untuk mempertegas serta memperjelas kesan yang ingin disampaikan oleh si penulis kepada para pembacanya.Â
Untuk majas metafora sendiri, sebetulnya banyak digunakan pada karya sastra yang bertujuan untuk mengungkapkan sebuah makna tertentu melalui sebuah penekanan pada kesan yang akan ditimbulkan. Penggunaan gaya bahasa majas ini juga ditujukan sebagai bentuk ekspresi dari penulis dan juga untuk mengatasi keterbatasan dalam pemilihan kata.
Tahukah kamu, kalau para pakar linguistik menobatkan majas metafora sebagai ratu dari majas. Hal tersebut disebabkan oleh ada banyaknya majas yang pembentuknya berasal dari gaya bahasa metafora ini.
Pembagian Jenis Majas Menurut Orrechioni
Kerbrat Orrechioni (1977:149-156) mengatakan bahwa majas metafora terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Metafora In Praesetia
Majas metafora in praesetia ini adalah salah satu majas metafora, dimana objek yang akan dibandingkan bersamaan dengan pembandingnya. Dengan begitu, makna yang terkandung di dalamnya akan menjadi lebih eksplisit.
Contohnya, Rahayu adalah seorang kembang desa yang berhasil mencuri perhatian banyak pria di desanya. Dari contoh kalimat tersebut, kata "kembang desa" mempunyai makna secara jelas kalau Rahayu adalah gadis yang memiliki paras paling cantik di desanya itu.
2. Metafora In Absentia
Majas metafora in absentia adalah jenis majas metafora yang mengungkapkan sesuatu hal secara implisit. Jenis majas yang satu ini menggunakan perbandingan yang secara tak langsung ditujukan kepada objek yang sedang dibicarakan.
Sehingga, tidak jarang menggunakan majas in absentia ini membuat pembacanya merasa kebingungan akan maksud dari kalimat yang ada dalam karya sastra. Kadang, majas jenis ini kerap disalahartikan pembaca karena adanya penyimpangan pada maknanya.