Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Contoh Cerpen Remaja tentang Motivasi

14 Juni 2022   13:31 Diperbarui: 14 Juni 2022   13:38 10438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya, setiap orang pasti bisa menulis cerpen, baik itu secara otodidak atau melakukan kursus. Untuk bisa menulis cerpen membutuhkan waktu yang tidak pasti, ada yang bisa menulis cerpen dengan cepat ada juga menulis cerpen dengan waktu yang cukup lama. 

Selain itu, karya sastra cerpen terkadang dikategorikan berdasarkan usia, misalnya cerpen anak-anak, cerpen remaja, hingga cerpen dewasa. Setiap pengelompokkan itu selalu memiliki penggambaran cerita yang berbeda-beda dan penggunaan bahasa yang berbeda-beda juga.

Usia remaja merupakan usia di mana seseorang sedang masuk masa-masa pubertas, sehingga bisa dibilang sebagai masa-masa mencari jati diri yang sesungguhnya. Maka dari itu, terkadang pada usia ini, seseorang lebih membutuhkan suatu dorongan atau motivasi agar mampu menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan rasa tidak mudah putus asa. 

Dorongan atau motivasi ini bisa berasal dari mana saja, bisa dari keluarga, teman, kekasih, dan lain-lai. Nah, di bawah ini akan diceritakan satu contoh cerpen remaja tentang motivasi. Jadi, kamu bisa simak cerpen ini sampai habis, kawan. 

Lampu Merah

Perkenalkan aku seorang siswa kelas 8 SMP yang ada di pertengahan kota, tetapi rumahku cukup jauh dari sekolah, sehingga harus naik angkutan umum untuk sampai ke sekolah. Aku selalu berusaha untuk tetap semangat untuk pergi bersekolah agar bisa menggapai cita-cita. Apalagi kedua orang tuaku selalu berusaha mencari biaya sekolah agar cita-citaku bisa tercapai. 

Pada suatu waktu, aku harus membayar ujian sekolah di semester genap atau pada ujian sekolah untuk kenaikan kelas. Namun, kedua orang tuaku bilang kepadaku, “maaf, nak, kami belum sanggup untuk bayar ujian sekolah.” Aku yang mendengar perkataan mereka pun merasa sedih dan aku bergumam, “apakah cita-citaku tidak akan terwujud?”

Keesokan harinya ketika ingin berangkat sekolah, ayahku berkata, “tetap belajar yang rajin, nak. Ayah dan ibu akan berusaha mencari uang untuk membayar ujian sekolah” Mendengar perkataan ayah jadi mulai berpikir untuk mencari uang tambahan agar bisa meringankan biaya ujian sekolah. 

Kemudian, aku mulai berpikir untuk menjual suaraku di lampu merah yang ada di dekat sekolah. Aku melakukan hal itu setiap pulang sekolah dan seragamku diletakkan di dalam tas. Pada saat mengamen, aku bertemu teman dan ia memintaku untuk memanggilnya dengan nama merah. Aku pun bertanya, “mengapa ingin dipanggil merah?” Ia menjawab “karena merah berarti berani. 

Selama sebulan aku mengamen di lampu merah bersama si merah. Tanpa diduga, ayahku melihat aku di lampu merah dan mengomeliku saat di rumah. “Ayah tidak ingin kalau aku mencari duit karena takut belajarnya menjadi tidak fokus dan cita-cita kamu tidak tercapai.” ujar ayah sambil marah dan ayah pun ditenangkan oleh ibu. 

Meskipun ayah marah kepadaku, tetapi ayah tetap bilang kepadaku bahwa “jangan mengamen lagi di jalan dan fokuslah belajar.” Begitu juga dengan Ibu. Keesokan harinya aku pun sudah tak mengamen lagi dan tak pernah bertemu dengan si merah yang pemberani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun