Haram di atas haram, udah merugikan diri sendiri, tapi masih pengen merugikan orang lain juga…
Right, harga kedelai melambung gila-gilaan, menyebabkan harga produksi meningkat, harga makanan tahu tempe ikut meningkat. Produsen rame-rame demo protes dan berharap pemerintah mengambil tindakan mengendalikan harga. Hmmm…hal yang lumrah…
Tapi seperti apa bentuk protesnya? SWEEPING NGELARANG BIKIN TAHU TEMPE! DAN YANG YANG SUDAH JADI MALAH DIHANCURKAN! WHAT BRILLIANT SOLUTION…FOR GOD’S SAKE WHAT THE F*** ARE THEY THINKING?
yang bener aja, gak tahu siapa pencetus gagasan tolol itu dan entah tumbuh di mana otak mereka yang ikut-ikutan, menghancurkan makanan? emang narkoba, makanan haram sampe-sampe musti dihancurkan? pembikin makanan tapi gak punya respek sama makanan yang mereka bikin, tolol plus dungu plus goblok plus idiot banget seh.
salah satu perbuatan terharam adalah menguntungkan diri dengan merugikan orang lain, tapi mereka lebih hebat, dengan menghancurkan makanan, melakukan sweeping, udah sendiri gak diuntungkan, udah sendiri rugi, sweeping orang ngikut-ngikutan rugi lagi, merusak pendapatan orang, menghancurkan nafkah pembuat tempe yang lain, merugikan sendiri plus merugikan orang lain, lebih haram dari haram, haram di atas haram.
plis deh, di indo entah masih berapa orang yang bahkan tempe pun gak mampu makan, aq doakan mereka yang menghancurkan makanan, semoga mereka pada mati kelaparan, mereka gak layak dikasihani, otak mereka otak tempe, yang lebih mementingkan sensasi ego daripada memikirkan solusi konstruktif, dengan mental seperti itu pantesan indo susah maju-maju.
Ok, postingan ini emang emosian, ngeliat para otak dungu bertindak dungu seperti itu, gak emosian baru hebat. Tapi begitulah mental tempe indo, gak bisa ngebedain prioritas, gak tau apa yang pantas dilakukan apa yang tidak, gak mikirin apa akibat dari perbuatan mereka, lebih mementingkan ego sendiri daripada kenyataan. Aq terang-terangan mengutuk mereka-mereka, go to hell, para penghancur makanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H