Ini adalah sebuah Artikel Opini, oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi di Unika Soegijapranata. Saya Graciella Vania selaku penulis kali ini ingin berfokus pada satu permasalahan yang kini sedang dihadapi seluruh penjuru bumi termasuk Indonesia.
Semua ini berawal pada tahun 2019, dunia dikejutkan dengan adanya penemuan virus jenis baru yang dapat menyerang masyarakat dunia. Dalam istilah kedokteran penemuan ini disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Dilansir dari Center for Disease Control and Prevention , cdc . gov , virus corona ialah tipe virus yang diidentifikasi dapatmenyerang pada saluran pernapasan , dan yang pertama kali ditemukan muncul di Kota Wuhan , China. Hal ini cukup mengejutkan peneliti karena penemuan virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan penyaji makanan dari laut di Kota Wuhan, Tiongkok. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para pedagang hewan liar di pasar tersebut. Serta terkuaklah bahwa virus corona ini ditentukan berasal dari tubuh ular dan virus ini menyebar dari hewan ke manusia, lalu dari manusia ke manusia.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah melaporkan, virus corona yang menular ke manusia dapat menimbulkan peradangan saluran respirasi dan dalam keadaan sangat kritis seseorang yang terserang virus corona temperatur badannya dapat naik ekstrem lebih dari 38 derajat celcius. Gejalanya hampir mirip flu biasa, hanya saja demamnya lebih besar di atas 38 derajat keatas. Setelah itu bila tidak dicoba analisa dengan teliti, petugas kedokteran susah membedakan antara flu dengan indikasi virus corona. Secara universal, seseorang yang terinfeksi virus corona mempunyai indikasi semacam demam, kendala respirasi, batuk pilek, sakit kerongkongan, serta letih.
Beberapa data diatas dilansir dariÂ
Sampai saat ini, virus tersebut masih enggan musnah dari peradaban manusia, orang- orang telah bosan, muak, letih, dan sebagainya karena virus ini masih tetap ada, kian hari jumlah orang yang terpapar kian meningkat dan bahkan dikabarkan saat ini virus corona telah bermutasi. Virus hasil mutasi ini disebut- sebut dapat menyebar lebih cepat serta lebih ganas daripada virus corona yang sebelumnya. Mutasi virus ini sendiri kenyataannya merupakan pergantian pada materi genetik virus yang dapat mempengaruhi struktur ataupun metode kerja virus. Perihal ini dapat terjadi dikala virus sedang mereplikasi dirinya di dalam sel tubuh manusia.
Varian baru dari virus Corona ini tampaknya muncul di Nigeria, Afrika. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pencegahan dan Pengontrol Penyakit Afrika John Nkengasong, Kamis(24/12/2020). Nkengasong menegaskan perlu adanya penyelidikan lebih lanjut terkait munculnya varian baru COVID-19 di Nigeria. Berita itu muncul setelah Inggris dan Afrika Selatan sama-sama melaporkan varian baru virus SARS-CoV-2 yang tampaknya lebih menular dan ganas. Di sisi lain, Inggris telah melaporkan adanya varian virus Corona baru yang bermutasi dan diduga 70 persen lebih cepat menular. Penelitian lebih mendalam tengah dilakukan untuk meneliti varian baru corona di Inggris. Virus RNA ini diketahui oleh beberapa studi menyatakan bahwa mutasi ini membuat SARS-CoV-2 jadi lebih mudah menular. Namun, kebenarannya belum dapat dikonfirmasi. Penelitian memang menunjukkan bahwa orang yang tertular virus Corona dengan mutasi D614G memiliki jumlah virus yang lebih banyak di dalam tubuhnya. Meski begitu, hal ini belum tentu membuat virus jadi lebih mudah menyebar.
Dalam sepekan terakhir ini, Nigeria melaporkan peningkatan kasus terpaparnya virus corona dengan varian baru sebesar 52 persen dan Afrika Selatan meningkat menjadi 40 persen. Namun Nkengasong menjelaskan tidak ada bukti bahwa varian baru berpengaruh pada peningkatan penularan COVID-19 di Nigeria, tetapi ia memperingatkan bahwa negara tersebut melakukan pengawasan genom yang lebih sedikit daripada Inggris.
Beberapa data diatas dilansir dariÂ
Seberapa Bahayanya Varian Baru Covid-19 ini? Varian baru Corona 73 persen lebih menyebar dibandingkan dengan corona sebelumnya. Varian ini banyak mengandung mutasi yang dapat membentuk virus dan menyebabkan lonjakan yang pesat. Meskipun belum ada informasi lebih lanjut, peneliti mengungkapkan bahwa mutasi ini menjadi penyebab virus lebih mudah tersebar. Banyak yang juga mengkhawatirkan adanya mutasi tersebut, dapat menyebabkan lebih banyak jumlah pasien dan kematian di tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut saya, dengan terus adanya muncul mutasi-mutasi baru dari corona, perlahan-lahan masyarakat negara ini mulai menyadari bahwa ada ratusan atau bahkan ribuan orang yang masih dengan santainya berkeliaran dengan membawa virus yang tidak terdeteksi(tak nampak), namun saat ini pemerintah pusat masih tidak melakukan apa pun untuk menindaklanjuti adanya peningkatan ini dengan langkah-langkah pengujian terhadap virus corona varian baru ini atau sebagainya.
Akankah COVID-19 Berlangsung Menjadi Lebih Lama? Ya, kasus ini bisa jadi lebih lama dikarenakan mutasi terus-menerus dari virus coeona tersebut. Hal yang seharusnya menjadi kekhawatiran pemerintah, yaitu jika virus nantinya sudah masuk atau mencapai ribuan pulau kecil di Indonesia. Dan kasus ini akan lebih sulit untuk dideteksi karena ada beberapa fasilitas medis masih minim dan kesadaran masyarakat terhadap virus corona masih jauh kurang akan bahayanya kasus satu ini. Pemerintah juga belum terlalu menangani kasus mutasi virus ini dengan serius.