Mohon tunggu...
Pendidikan

Manakah yang Lebih Resisten, Sel Tumbuhan atau Hewan?

29 Agustus 2018   21:18 Diperbarui: 29 Agustus 2018   21:24 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertama-tama, mari kita mulai dari dinding sel. Sel tumbuhan memiliki dinding sel dan membran plasma atau membran sel, sedangkan sel hewan hanya memiliki membran plasma. Dinding sel memiliki banyak sekali fungsi, salah satunya adalah untuk memberi bentuk dan kekuatan pada tumbuhan agar dapat menciptakan tekstur sel yang kokoh. Hal ini diperuntukkan untuk membantu tumbuhan berdiri dengan tegak meskipun tidak memiliki kerangka tulang. Fungsi yang kedua adalah mengontrol tekanan turgor. Tekanan turgor menyebabkan turgiditas sel dan timbulnya aliran osmosis air dari luar sel ke dalam. Tekanan turgor ini dimanfaatkan tumbuhan untuk mempertahankan bentuknya. Fungsi yang paling penting yaitu dinding sel memberi perlindungan pada sel dan mencegah pengeluaran air yang berlebihan. Dinding sel yang kaku dan kokoh membuat organisme-organisme mikroskopis sulit masuk atau menyerang sel tersebut. Berdasarkan hal diatas, sel tumbuhan memiliki perlindungan yang lebih dibandingkan sel hewan karena memiliki double protection yaitu dinding sel dan membran sel.

Kedua, yaitu sel induk. Sel induk adalah sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sek yang berbeda. Sel induk dapat berfungsi dalam mengganti sel-sel yang rusak demi kelangsungan hidup organisme. Namun, sel induk tumbuhan berbeda dengan sel induk hewan, seperti yang dikutip di bawah ini:

"Our data suggest that certain organizing stem cells in plant roots are less sensitive for DNA-damage. Those cells hold an original and intact DNA copy which can be used to replace damaged cells if necessary. Animals rely on a similar mechanism but most likely plants have employed this in a more optimized manner. This could explain why many plants can live for more than hundreds of years, while this is quite exceptional for animals." (Lieven de Veylder, dikutip dari www.sciencedaily.com)

Sel induk pada tumbuhan membelah diri dengan cepat dan dan memiliki keunikan yaitu sel induk tetap dapat menjalankan aktivitas sel saat membelah diri. Selain sel induk, tumbuhan juga memiliki sel khusus yang dapat mengontrol aktivitas dari sel induk di  sekitar mereka dan menggantikannya apabila diperlukan. Dengan kata lain, sel induk memiliki sel cadangan yang dapat menggantikan sel induk tersebut apabila sel mengalami gangguan atau kerusakan. Hal ini pastinya menjamin kelangsungan proses pembelahan sel sehingga sel-sel yang rusak dapat segera diperbarui dan tidak mengalami kematian jaringan atau nekrosis. Berdasarkan penelitian dari VIB dan Ghent University, pembelahan dari sel cadangan tersebut dipacu oleh ERF 115. ERF 115 kan diaktifkan apabila sel khusus tersebut harus membelah diri untuk menggantikan sel induk di sekitarnya yang rusak. ERF 115 juga berfungsi untuk sistem cadangan saat stress yang dapat berakibat fatal.

Selanjutnya adalah vakuola. Ukuran vakuola pada sel hewan dan tumbuhan berbeda karena menyesuaikan kondisi sel masing-masing. Vakuola pada hewan berukuran kecil, berjumlah banyak, dan tersebar dalam sitoplasma. Vakuola pada hewan berfungsi untuk menyimpan senyawa beracun dan zat yang tidak terpakai agar tidak membahayakan sel dan bekerja sama dengan lisosom untuk menelan dan menghilangkan zat-zat tersebut. Sedangkan pada tumbuhan, vakuola sentral juga memiliki fungsi untuk mengatur tirgiditas atau tekanan osmotik sel. Sel akan membesar apabila terjadi difusi air ke dalam vakuola, dan sel akan menyusut apabila air keluar dari vakuola. Selain itu, vakuola sentral memiliki fungsi yang sama dengan lisosom pada hewan. Karena itu, ketidakberadaan lisosom pada tumbuhan tidak menjadi masalah. Vakuola sentral juga dapat melakukan autofag atau menelan dan mendaur ulang organel yang rusak.

Keempat, tumbuhan memiliki plastida sedangkan hewan tidak. Plastida dibedakan menjadi tiga, yaitu leukoplas, kromoplas, dan kloroplas. Leukoplas berfungsi untuk penyimpanan bahan-bahan makanan bagi tanaman. Berdasarkan materi yang disimpan, leukoplas dibedakan menjadi tiga, yaitu amiloplas yang menyimpan amilum, elaioplas yang menyimpan lemak atau lipid, dan proteoplas yang menyimpan protein. Memang, tumbuhan juga memiliki tempat penyimpanan cadangan makanan lainnya, namun dengan memiliki leukoplas, tumbuhan memiliki keuntungan yang besar yaitu memiliki penyimpanan cadangan makanan yang berlebih. Dalam keadaan darurat, tumbuhan akan dapat bertahan hidup lebih lama. Selanjutnya, Fungsi utama kloroplas adalah untuk fotosintesis karena mengandung pigmen hijau atau klorofil. Cairan mengandung klorofil terletak dalam lapisan-lapisan membran tilakoid. Tilakoid pun bertumpuk-tumpuk membentuk granum. Selain untuk fotosintesis, kloroplas juga memiliki fungsi lain yaitu sintesis lemak, asam amino dan sistem imun tumbuhan. Dengan adanya kloroplas, tumbuhan dapat dengan mudah memperoleh energi dengan cara melakukan fotosintesis dan memproduksi glukosa. Kemudian, melalui respirasi sel glukosa diubah menjadi ATP yang merupakan energi untuk menjalankan aktivitas sel. Tumbuhan dapat memperoleh air dan mineral dari tanah dengan mudah,tanpa melakukan pergerakan aktif, sedangkan hewan harus melakukan predasi. Hewan harus mencari makanannya sendiri dan dalam prosesnya itu hewan mengeksresikan banyak tenaga untuk berpindah tempat dan berkompetisi mendapat makanannya. Hewan harus memiliki tenaga yang cukup terlebih dahulu demi mendapatkan tenaga untuk saat-saat selanjutnya. Di dalam kloroplas, terdapat cairan di sekitar grana yang disebut stroma dan memiliki enzim, DNA, dan ribosom tersebar di stroma. Stroma berperan sebagai tempat berlangsungnya proses siklus calvin atau yang disebut reaksi gelap dan tempat menyimpan hasil fotosintesis.

Terakhir, mari kita bandingkan panjang umur hewan dan tumbuhan. Tumbuhan yang dapat hidup terlama di dunia adalah Methuselah, Pinus longaeva atau Great Basin Bristlecone Pine yang berumur 4.845 tahun yang terletak di White Mountains of California. Namun, berdasarkan penemuan the Rocky Mountain Tree-Ring Research Group, ada pohon sejenis yang juga terletak di White Mountains yang berumur lebih panjang, yaitu 5.062 tahun. Sedangkan hewan darat yang dapat hidup paling lama di dunia adalah Adwaita, seekor Aldabra Giant Tortoise yang berumur hingga 255 tahun di Alipore Zoo, Kolkata, India. Hewan laut yang dapat hidup paling lama adalah Greenland Shark yang bisa hidup hingga 512 tahun. Perbandingan umur tumbuhan dan hewan berentang sangat banyak yaitu 4.500 tahun, dan data diatas itu membuktikan bahwa sel tumbuhan dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan sel hewan.

Berdasarkan dari informasi yang sudah saya cari dan jabarkan di atas, maka saya memperoleh kesimpulan bahwa sel tumbuhan lebih resisten daripada sel hewan karena memiliki dinding sel yang memberikan perlindungan ekstra, memiliki sel induk yang bekerja lebih optimal dan memiliki pengganti apabila sel induk mengalami gangguan, memiliki plastida sehingga dapat dengan mudah memproduksi ATP dan menyimpan cadangan makanan, dan dapat hidup lebih lama. Ketidakberadaan lisosom yang seharusnya dapat mengurangi keresistenan sel tumbuhan tidak menjadi masalah karena fungsinya digantikan oleh vakuola sentral.

Daftar Pusaka:

Biologi Kelas XI SMA/MA (Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) Penerbit Erlangga

www.sciencedaily.com

www.bbc.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun