Mohon tunggu...
Graciana Galuh Anindya
Graciana Galuh Anindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang senang membahas hal hal seputar psikologi, karir, finansial dan gaya hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelisik Fenomena FoMO dan Insecurity: Penyakit Mental Akibat Media Sosial

13 Juni 2022   11:52 Diperbarui: 13 Juni 2022   12:30 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan perkembangan teknologi, keberadaan media sosial menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, sebagai pengguna media sosial, kita semua pasti pernah merasakan manfaat dan kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial, seperti kemudahan dalam berkomunikasi, mengakses dan berbagi informasi serta memperoleh hiburan. 

Hal tersebut diperkuat dengan adanya beragam fitur canggih di media sosial yang makin menambah kemudahan dalam penggunaannya. Dalam konteks ini, banyak hal dalam kehidupan kita yang terbantu pemenuhannya dengan adanya media sosial.

Kehadiran media sosial yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia telah secara signifikan mempengaruhi pola kehidupan manusia dalam menjalankan kesehariannya. 

Hal ini seringkali membuat kita sebagai penggunanya rela untuk menghabiskan sebagian besar waktu untuk memainkan media sosial, bahkan menggunakannya secara berlebihan. 

Penggunaan media sosial yang tidak dibatasi dan terkesan berlebihan akan berujung pada masalah kecanduan serta kecenderungan untuk menggunakan media sosial secara terus menerus. Masalah ini berkaitan dengan munculnya fenomena FoMO atau Fear of Missing Out.  

Fenomena FoMO ini semakin meningkat pesat seiring perkembangan penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial serta manfaatnya dalam mempermudah memperoleh informasi dan berita terbaru akhirnya dapat membuat seseorang yang merasa cemas dan gelisah apabila tertinggal informasi yang ada di media sosial. Pada akhirnya, fenomena FoMO menjadi salah satu faktor utama yang mendorong seseorang untuk terus memainkan media sosial bahkan sangat sulit untuk melepaskan diri dari media sosial.

Seseorang dikatakan mengalami FoMO apabila menjadikan media sosial sebagai bagian yang sangat penting dalam hidupnya hingga dapat mengambil alih kehidupan di dunia nyata. Dalam konteks tersebut, media sosial ini digunakan untuk mengikuti segala peristiwa yang terjadi sepanjang waktu. 

Hal ini seolah-olah membuatnya harus mengetahui segala hal yang dilakukan orang lain, up to date terhadap seluruh berita baru dan memastikan bahwa tidak tertinggal informasi apapun.

Seseorang yang mengalami FoMO akan sulit melepaskan diri dari media sosial, cemas dan gelisah jika tidak membuka media sosial, terobsesi dengan postingan bahkan kehidupan orang lain, dan selalu ingin memposting segala sesuatu yang dianggap sebagai momen berharga dan tidak boleh dilewatkan.

Tanpa disadari, FoMO yang menjadi bentuk ketergantungan pada media sosial ini menimbulkan kegelisahan pada diri seseorang yang dapat berujung menjadi masalah pada kesehatan mental.

Masalah pada kesehatan mental ini bisa berupa kondisi, stress, cemburu, sedih, kesal dan membenci diri sendiri yang dialami setelah melihat postingan orang lain yang berujung membandingkan diri dengan orang lain. Hal tersebut diakibatkan karena seseorang yang FoMO akan cenderung terobsesi dengan postingan bahkan kehidupan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun