Mohon tunggu...
Gratia Riechela
Gratia Riechela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemudi Harapan Pemuda

berani kotor itu baik - Rinso

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkenalan dengan Komunitas Ngijo

21 Mei 2022   22:05 Diperbarui: 21 Mei 2022   22:10 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini perkembangan UMKM di Indonesia meningkat begitu pesat, apalagi semenjak adanya pandemi COVID-19 membuat banyak orang mulai mempelajari bagaimana menjalankan bisnis secara online. Salah satu bukti nyata dapat dilihat dari Komunitas Ngijo Multiflora. Komunitas Ngijo Multiflora adalah komunitas yang bergerak bidang pelestarian alam dan lingkungan hidup. Selain menjual aneka budidaya tanaman dan alat berkebun, Ngijo juga sering menyelenggarakan bazar mengenai tanaman yang diberi nama 'Jogja Plant Festival' dan 'Hobi Tanduran'. Komunitas ini terletak di Jalan Kaliurang km 15,5 Yogyakarta. Terbentuknya komunitas Ngijo Multiflora dilatarbelakangi oleh adanya kesamaan dari segi karakter,sifat, dan, kegemaran dari sekumpulan reseller penjual tanaman hias dalam membuat event. Selain itu, orang-orang dibalik pencetus Ngijo juga memiliki pola pikir dan motivasi yang sama untuk menjadikan Yogjakarta sebagai pencipta tren tanaman hias. Pada tahap pengembangannya, komunitas ini mencari orang-orang dengan karakteristik pekerja keras dan mau diajak bersusah payah. Pada awal berdiri komunitas ini berjumlah 16 orang, seiring berjalannya waktu komunitas ini kini berjumlah 12 orang. 

Jika digali lebih dalam lagi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pesatnya pertumbuhan komunitas Ngijo Multiflora. Faktor yang pertama dapat dilihat dari pengaruh adanya pandemi yang membuat orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dalam rumah sehingga mereka mencari cara agar tetap produktif yakni dengan mengoleksi dan merawat tanaman hias. Kemudian, faktor yang kedua, anggota-anggota komunitas ini selalu menciptakan inovasi dengan membuat berbagai bazar seputar tanaman hias yang diselenggarakan bertepatan dengan lomba yang dibuka untuk umum, sehingga menarik minat dari para khalayak yang ada untuk melihat pameran tanaman. Selanjutnya, faktor yang ketiga dari sisi letak geografis, dimana komunitas ini berada di tempat yang cukup strategis tepatnya di Jalan Kaliurang km 15,5 berkisar 30 menit dari pusat kota. Lokasi dari tempat tersebut berada di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara yang sejuk, iklim yang lembab, dan persediaan air yang melimpah sehingga sangat cocok dalam melakukan aktivitas tanam-menanam. Berpindah pada kondisi sosial kaliurang, pertanian menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi daerah yang mendominasi daerah tersebut sehingga menciptakan peluang bagi pebisnis tanaman hias dalam mengembangangkan bisnisnya. Disisi lain, daerah Kaliurang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya. Hal ini tentu berpotensi membuat tata lahan banyak digunakan untuk menjadi lahan pemukiman warga.

Seiringan dengan banyaknya faktor pendukung diatas, terdapat pula faktor-faktor penghambat yang dapat membuat Komunitas Ngijo Multiflora mengalami kendala dalam mengembangkan bisnisnya. Faktor yang pertama yaitu, memasuki masa peralihan pandemi ke masa endemi membuat peminat tanaman hias mulai berkurang dikarenakan banyaknya aktivitas yang dilakukan di luar rumah berakibat pada waktu yang terbatas dalam merawat tanaman. Kemudian, pengoleksi tanaman hias yang dulunya membeli tanaman hias dengan harga mahal kini mulai menjual dengan harga miring karena merasa tidak memerlukannya lagi. Ada pun para petani yang berani mematok harga rendah dalam menjual tanaman hias membuat para reseller tanaman hias merasa dirugikan karena harga tersebut sudah jatuh jauh dari harga pasar. Menyikapi persoalan ini, tentunya para reseller tanaman online harus mencari solusi atau jalan keluar agar bisnis yang dijalankan tidak mengalami kerugian akibat masa peralihan ini. Selain itu, ada baiknya komunitas juga perlu menggali potensi-potensi dari bisnis tanaman hias agar menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menarik minat khalayak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun