Mohon tunggu...
gracemote
gracemote Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

olahraga, saya suka makan ayam goreng, dan saya suka renang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Danau di Kabupaten Paniai

6 Januari 2025   12:29 Diperbarui: 6 Januari 2025   12:29 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                                 

Festival Danau Paniai adalah upaya pemerintah daerah untuk mengangkat destinasi wisata di Paniai, serta melibatkan masyarakat adat yang masih memelihara nilai-nilai luhur dan adat istiadat. Festival ini berlangsung selama dua hari (23-24 Oktober 2024) ini diramaikan oleh ribuan masyarakat, termasuk masyarakat adat dari 24 distrik yang hadir dengan mengenakan pakaian adat bertujuan untuk mempromosikan potensi pariwisata dan budaya yang dimiliki Kabupaten Paniai, khususnya kawasan Danau Paniai yang indah. Festival ini menampilkan kesenian adat daerah dan atraksi seperti: Yuwo, emaida, bakar batu, adat di atas perahu lokal, dan peragaan alat-alat tradisional.

Persiapan telah dilakukan sejak awal oktober 2024, ketika PJ Bupati Paniai dan Kebudayaan Kabupaten Paniai membentuk panitia, dan menyebarkan informasi yang resmi melalui surat edaran. Di dalam surat edaran itu disebutkan pameran adat suku Mee dan jenis lomba serta ketentuan lainnya. festival ini juga selaras dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang mengamanatkan bahwa pariwisata harus dikelola secara berkelanjutan dan berbasis pada keanekaragaman alam, budaya, dan kearifan lokal. festival ini berdampak pada pengembangan ekonomi masyarakat dan pengembangan kebudayaan serta pariwisata daerah.

Suatu seni berbicara yang khas masyarakat adat di kabupaten paniai yang terpelihara. sektor pariwisata dapat menjadi pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta mendukung pelestarian budaya dan tradisi lokal. Kompetisi seni dan budaya dalam festival ini dapat mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berinovasi dan menciptakan karya-karya baru. pada hari kedua akan digelar sejumlah perlombaan, seperti cerita rakyat dari empat suku, yakni Mee, Moni, Wolani, dan Auye. Selain itu, akan diadakan pesta adat Yuwo, emaida, dan bakar batu sebagai bagian dari tradisi masyarakat setempat. Ia juga berharap ke depan festival budaya seperti ini dapat menggabungkan elemen teknologi modern untuk menciptakan inovasi baru dalam penyampaian budaya, misalnya melalui proyeksi visual atau teknologi interaktif.

Selain sebagai ajang hiburan, festival ini diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan, baik nasional maupun internasional. Festival yang menghadirkan seni, musik, dan kuliner lokal ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Festival ini penting untuk menjaga kelestarian budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan budaya local. Festival ini juga mendukung target pembangunan daerah yang berkelanjutan, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, yang memprioritaskan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.

                                                                                                                                                                                                                                                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun