Jadi, kita sedekat itu kemarin, untuk apa? Seperti itulah kira-kira perumpaan yang dapat kita gunakan untuk menjelaskan lagu ini. Ketulusan Tulus dalam membuat lagu ini benar-benar terasa sampai ke dalam hati para pendengarnya. Dibandingkan menggunakan lirik dengan bahasa asing, Tulus lebih memilih untuk merangkai lirik cantiknya dengan Bahasa Indonesia yang amat puitis, membuat lagu ini semakin menusuk hati.
Lagu milik Tulus yang kali ini, menceritakan tentang kegagalan seseorang dalam cinta. Bahkan belum memulai, tapi sudah gagal. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang selalu menemani pujaan hatinya disaat dukanya, namun setelah semuanya reda, pujaan hatinya malah melupakan bahwa dirinya juga memiliki perasaan yang harus dijaga, sang pujaan hati malah kembali berbalik kepada orang lain yang pasti bukan dirinya. Rasanya, cepat sekali pujaan hatinya melupakan siapa yang menemaninya kala itu. Terkadang, mereka masih menyapa, meski pujaan hatinya itu telah bersikap dingin kepadanya. Entah apa maksudnya, namun satu hal yang ia tahu, Sayanginya, Dia Telah Keliru. "Di Bawah Basah Langit Abu-Abu, Kau Di Mana?"
Lagu ini benar-benar dapat dirasakan ketulusannya. Kini lagu ini telah menjadi salah satu lagu dengan jumlah pemutaran yang lebih banyak jika dibandingkan dengan lagu-lagu Tulus yang lainnya, sebanyak 226,617,732 pemutaran. Tulus memang ahlinya dalam membuat lagu, kecerdasannya dalam membuat lagu yang tak dapat ditemukan di banyak penyanyi lain membuatnya, dan lagu-lagunya begitu spesial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H