Ia gelap dalam terang, Ia hilang dalam malam
Setelah membaca kalimat di atas, hal apa yang pertama kali terbesit dalam benak kalian? Mungkinkah sesosok luar biasa dengan kekuatan super? Atau malah sesuatu tak berarti yang sering terlewatkan? Namun, sayangnya hal ini bukan salah satu dari keduanya. Kalimat yang baru saja kalian baca di atas merujuk pada tumbuhan istimewa yang berada di tanah air kita tercinta, Indonesia. Ia adalah Coelogyne pandurata, yang lebih kita kenal dengan Anggrek Hitam.Â
Anggrek hitam, bukan tanpa alasan tumbuhan ini memiliki nama yang demikian. Hal ini dikarenakan Anggrek Hitam memiliki ciri khas pada bunganya. Jenis anggrek ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam atau keunguan dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu.Â
Yang begitu berharga, berharap tak terhingga
Namun sayang, ia hampir tiada
World Wide Fund For Nature (WWF) menyatakan bahwa anggrek hitam, atau Coelogyne pandurata, adalah spesies anggrek yang hanya dapat ditemukan di beberapa wilayah di pulau Kalimantan. Anggrek berwarna hitam karena cantik dan unik, dianggap sebagai maskot flora Kalimantan Timur.
Meski memang begitu elok rupanya, anggrek hitam ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dilindungi. Hal ini merujuk pada PP Nomor 7 Tahun 1999 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Januari 1999, mengenai Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.Â
Penebangan liar, pembakaran hutan dengan tidak bertanggungjawab, pengalihfungsian hutan menjadi lahan permukiman dan lainnya atau yang lebih kita kenal dengan istilah DEFORESTASI menyebabkan semakin tergerusnya habitat alami dari anggrek hitam. Berkurangnya habitat alami diikuti dengan perbandingan lurus berkurangnya juga jumlah anggrek hitam di alam. Hal ini akhirnya menimbulkan permasalahan baru bagi kita, karena kini anggrek hitam menjadi LANGKA.Â
Masihkah ada kesadaran,
Masihkah ada keinginan
Untuk membangun harapan,
Untuk terus menatap keindahan...
Dengan terus berkurangnya keberadaan anggrek hitam, sampai hati 'kah kita terus membiarkan kondisi ini bergulir begitu saja? Penanganan terhadap kelangkaan ini dapat kita atasi, dan harus kita hadapi. Kita bisa melakukan langkah sederhana dengan terus mempertahankan keberadaan hutan sebagai habitat alami dari anggrek hitam. Kita perlu melakukan upaya konservasi baik secara in situ maupun ex situ dalam rangka menjaga kelestarian biodiversitas Kalimantan yang sangat berharga ini.Â
Source : https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/anggrek-hitam-3/?lang=en
https://www.agrofarm.co.id/2023/06/potensi-budidaya-anggrek-hitam-di-luar-papua/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H