Kabupaten Tegal - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Tim I Tahun 2022/2023 mengolah kembali limbah malam di rumah salah satu Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) batik pada Desa Bengle, Kecamatan Talang, pada Minggu, 5 Februari 2023. Program ini dilakukan sebagai bentuk inovasi yang ditujukan untuk para pengrajin batik dalam skala kecil agar dapat mengolah limbah malam yang dihasilkan menjadi barang siap pakai.Â
Pada umumnya limbah industri batik terdiri dari tiga jenis yaitu limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat dihasilkan saat proses pelunturan lilin (malam) atau yang disebut pelorodan. Pada proses ini, malam akan meleleh dan mengambang di atas air dikarenakan oleh massa jenis yang lebih ringan. Setelah dingin, limbah malam ini akan mengeras sehingga dapat dikumpulkan untuk diolah kembali.
Menurut salah satu warga desa yang diwawancarai, limbah hasil usaha batik yang tidak diolah dengan baik menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu limbah padat yang dihasilkan juga dibiarkan menumpuk sehingga mengganggu pemandangan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh mahasiswa tim KKN, kondisi limbah malam pada beberapa usaha batik di Desa Bengle belum dikoordinir dengan baik. Maka dari itu, Tim KKN mengusulkan sebuah ide untuk mengolah limbah tersebut menjadi malam yang dapat digunakan kembali.
Kegiatan Pengolahan Limbah Malam
Proses diawali dengan menimbang limbah malam dan segala kebutuhan bahan tambahan seperti gondorukem, microwax, parafin, kendal, serta damar. Selanjutnya kuali besar dipanaskan dan limbah malam dimasukkan ke dalamnya. Setelah limbah dalam keadaan setengah meleleh, bahan-bahan lain ditambahkan untuk dipanaskan bersama limbah malam. Lalu semua bahan diaduk merata hingga meleleh sempurna. Bahan yang sudah meleleh dituangkan ke dalam ember untuk dibiarkan hingga mengeras. Estimasi pendinginan hasil olahan kurang lebih selama 24 jam.
Kegiatan berlangsung dengan lancar dengan didampingi oleh pemilik usaha batik yaitu Bu Usrifah. Dengan pelaksanaan program ini tanggapan yang didapatkan dari pemilik usaha batik juga positif dan diterima dengan baik.
Harapan kedepannya dengan inovasi ini semoga dapat membantu permasalahan limbah batik pada Desa Bengle. Selain itu diharapkan pula hasil pengolahan limbah ini dapat dimanfaatkan kembali penggunaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H