Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jika Sistem Pusat Data Nasional dapat diserang, bagaimana dengan Data Pribadimu

9 Juli 2024   13:27 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Beberapa pekan lalu kita dikejutkan oleh berita tentang serangan Ransomware pada Sistem Pusat Data Nasional. Apa jadinya jika Sistem Pusat Data Nasional kitapun dapat di serang. Sangat disayangkan hal ini dapat terjadi. Serangan Ransomwate adalah serangan dimana hacker telah mengenkripsi data penting dengan tujuan agar si pemilik data penting tersebut membayar uang tebusan dan mengembalikan data yang sudah mereka ambil, dan jika tidak memberikan uang tebusan atas data yang mereka ambil, maka mereka akan menghancurkan data tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi stabilitas keamanan negera kita, bahkan jika serangan ransomware ini terjadi pada organisasi atau perusahaan, maka kehancuran bisnis dan organisasi dapat terjadi bahkan tutup, karena akses untuk masuk kembali ke data sistem perusahaan sudah dikunci oleh pelaku. 

Jika Sistem Pusat Data Nasional dapat diserang oleh ransomware bagaimana dengan data-data pribadi kita. Kecanggihan dan kemajuan Ilmu tekhnologi saat ini memang sangat membantu masyarakat namun juga harus penuh kehati-hatian karena data-data kita yang bersifat pribadi dapat dicuri  dan hilang seketika oleh pelaku kejahatan yang disebut cyber crime.  Mereka bertujuan untuk meraup keuntungan atas tindakan mereka untuk mendapatkan uang, jika mereka tidak mendapatkan uang sesuai dengan yang mereka harapkan, maka sistem Pusat Data Perusahaan organisasi atau perusahaan dapat ditutup dan dihancurkan. 

Sistem Pusat Data Nasional diserang oleh ransomware yang mengakibatkan teguran terhadap Kominfo dimana bapak Samuel Pangerapan selaku Dirjen Aptika Kominfo mengundurkan diri dari jabatannya pada 4 Juli 2024. Sebuah sikap yang tegas dari bapak Samuel Pangerapan karena beliau merasa sudah gagal menjaga sistem Pusat Data Nasional, namun beliau juga berjanji akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Beliau mungkin sangat terpukul atas kebobolan serangan data tersebut yang tidak disangka akan terjadi, apalagi hal tersebut terjadai pada Sistem Pusat Data Nasional Indonesia, seberapa berat pertanggungjawaban beliau dalam hal ini. 

Bagaimana dengan kita? apakah kita sudah menjaga data-data pribadi kita di smartphone kita. Kalau dulu, sebelum secanggih tekhnologi yang sekarang ini, belum ada mobile banking atau m-banking di hp kita, untuk melakukan transaksi seperti transfer uang, setor tunai, pembayaran listrik, telepon, air dan lainnya  kita harus ke bank, namun sekarang semua dapat dilakukan melalui hp. Kita dapat menjaga data dan dokumen yang ada dalam hp kita dengan berbagai cara. 

1. Hindari Membuka Aplikasi yang Tidak dikenal

Pernah menerima aplikasi undangan yang di kirimkan di group whatssap? Jika kita pernah menerimanya, jangan dibuka, karena aplikasi tersebut adalah sebuah modus penipuan, yang dapat menarik data-data dari hp kita termasuk mobile banking kita. Jika salah satu peserta group mengirimkan aplikasi tersebut di group, maka segera dikeluarkan dari group, karena kemungkinan besar nomor hpnya telah diretas oleh hacker. Jika nomor hp kita sudah diretas, pemilik akun tidak dapat lagi mengakses whatsap baik melalui smartphone atau laptop. Nah, jika kita sudah terlanjur membuka aplikasi tersebut maka, segera matikan paket data atau wifi, uninstal semua aplikasi yang ada di hp kita agar tidak dapat diutak-atik oleh cyber crime. 

2. Hindari Membuka Website yang tidak dikenal

Jika ada masuk ke hp kita, seputar informasi yang tidak pernah kita unggah atau website yang tidak kita kenal disuruh untuk dibuka, maka segera blokir nomor tersebut dan jangan dibuka, karena sama halnya dengan aplikasi undangan yang di atas karena itu sebuah modus penipuna.

3. Hindari mengangkat telepon yang tidak ada dalam nomor kontak kita, baik itu dari kode luar negeri maupun domestik. 

4. Lakukan verifikasi dua langkah untuk aplikasi whatsapp, telegram dan media sosial lainnya

5. Jika kita mengisi atau menginstal aplikasi, kita akan diberikan OPTP, jangan sekali-kali kita memberikan OTP tersebut atau menginformasikan OTP kita terhadap orang lain, atau jangan biarkan kondisi whatsapp kita dalam kondisi terbuka, usahakan selalu lock setiap kita selesai menggunakan hp kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun