Saat kita sudah bekerja berbuahlah di tempat pekerjaan kita. Bekerja dengan baik melakukan ethos kerja yang benar, disiplin, tekun, rajin, mau belajar, dengar atasan, kreatif dan inovatif.Â
Hindari kebiasaan menunda pekerjaan, ikut teman yang malas dan hanya menunggu gajian, tidak berkreasi tidak menggunakan pikirannya untuk mencipta sebuah karya. Berusahalan menggunakan otak kita dengan maksimal, jika ada kolega kita yang iri, dengki kadang menjengkelkan abaikan, tetaplah membentuk diri kita sendiri, hingga suatu saat kita merasa bahagia dan puas dengan hasil pekerjaan yang kita kerjakan. Jika atasan yang iri terhadap bawahan yang cakap dalam pekerjaan, tetap saja kita kerjakan, akan ada suatu saat waktunya kebenaran akan terungkap, atas kecapakan dan hasil kerja kita. Bukankah kebenaran terkadang datangnya lama namun pasti!.
Pada dasarnya ethos kerja yang sudah menjadi kebiasaan kita lakukan dalam pekerjaan merupakan benih yang kita tanam dalam diri kita. Benih itu akan terus bertumbuh jika kita rawat dengan baik, yaitu kita tetap tekun mengerjakannya, menjadikan kebiasaan baik dan benar berakar kuat. Jika kita sudah berakar kuat, maka kita tidak mudah lagi terkontaminasi  dengan perbuatan yang negatif. Kita sudah dapat mengabaikan jika ada bujukan untuk melakukan pekerjaan yang jahat, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Apakah hasil dari buah yang kita tanam dalam pekerjaan, tentunya kita dapat memberi keuntungan terhadap perusahaan, perusahaan atau instansi dapat berkembang dan kita dapat menjadi orang yang diutumakan dalam pekerjaan kita. Emang sih tidak mudah, karena banyak tantangan, namanya berproses tidak ada yang mudah. Namun orang yang tidak berbuah dalam pekerjaan biasanya akan dipecat, dibuang karena tidak memberi dampak yang baik bagi perusahaan.Â
Biji jeruk saja untuk tumbuh menjadi kecambah dia harus berjuang keluar dari bawah tanah, menembus tanah agar dapat melihat sinar matahari, itu biji tumbuhan, bagaimana dengan kita manusia yang dicipta sempurna.Â
Berbuah di masyarakat
Tidak semua orang terpanggil untuk dapat langsung terjun ke masyarakat memberi dampak. Pada umumnya orang-orang yang mempunyai karakter dan sifat sosial yang tinggi mau terjun ke masyarakat memberi dampak. Seperti mengajar anak-anak jalanan, memberi pelatihan terhadap para petani tentang pertanian, memberikan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis, memberikan pendidikan atau beasiswa terhadap anak-anak yang berprestasi namun kurang mampu. Kita dapat memilih kita mau berdampak dalam bidang apa seperti bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, ekonomi, dan lainnya.Â
Kita dapat memberi pendidikan gratis melalui bimbingan belajar, atau menjadi donatur untuk biaya pendidikan anak yang tidak mampu namun gigih dalam belajar, kita juga dapat memberikan penyuluhan pertanian dalam bidang pertanian, memberikan bimbingan kepada para petani atau memberikan pengobatan gratis bagi masyarakat pedesaan di pedalaman, memberikan pelatihan terhadap mereka yang sedang berjuang dalam bidang ekonomi UMKM, masih banyak lagi yang dapat kita bantu mereka yang membutuhkan. Namun terlebih dahulu kita harus membekali diri kita sendiri sebelum terjun ke masyarakat agar hasilnyapun tidak mengecewakan masyarakat.Â
Jadilah manusia yang berakar, bertumbuh dan berbuah manis. Manusia yang berkarya memberi dampak bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan dan masyarakat luas. Gunakan keahlian kita untuk membangun bukan untuk merusak. Jika akhir-akhir ini kita menemukan banyak kejahatan sosial di media sosial, janganlah kita undur dalam membangun negara ini. Mulailah dari diri sendiri, kiranya kelak ada yang mengikuti.Â