Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Tari Kecak-Uluwatu Bali

14 April 2024   22:36 Diperbarui: 15 April 2024   09:00 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecak adalah jenis tarian Bali yang sangat unik yang tidak diiringi dengan alat musik apapun, tetapi diiringi oleh suara yang di dengungkan dengan cak-cak-cak-cak-cak-cak dalam durasi waktu satu jam. Kita menonton pertunjukan tarian Kecak di Uluwatu-Bali pada jam tujuh malam dengan durasi waktu satu jam dengan harga tiket masuk Rp.150.000. 

Dalam satu hari pertunjukkan Tari Kecak hanya diadakan dua kali, yang pertama di jam enam dan pertunjukkan kedua di jam tujuh malam. Pertunjukkan kedua di Uluwatu-Bali sangat mempesona walaupun gelap. Banyaknya pengunjung mulai dari wisatawan domestik dan international, membuat antrian masuk kita padat sekali. Jadi harus berhati-hati juga bagi yang membawa anak-anak agar tidak hilang dari barisan antrian. 

Pesona Tari Kecak ini sangat menarik banyak wisatawan dengan lokasi Uluwatu yang penuh dengan monyet yang membuat kita sebagai wisatawan juga harus berhati-hati terhadap monyet dan pemandangan pantai dari Uluwatu pun sangat menakjubkan dan menarik.

 Tari Kecak berasal dari jenis tarian sakral "Syang Hyang". Pada tari Sang Hyang menurut kepercayaan dalam tarian tersebut seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur yang dapat menyampaikan sabdanya. 

Pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam tarian tersebut secara singkat dalam bentuk cerita. Adapun cerita singkat tersebut adalah sebagai berikut:


"Dewi Kakayi (Ibu Tiri) Sri Rama, Putra mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya diasingkan dari istana ayah anandanya Sang Prabu Dasa Rata, semua ini terjadi karena akal jahat dari ibu tiri Sri Rama yaitu Dewi Kakayi. Dengan ditemani adik laki-lakinya serta isterinya yang setia Sri Rama pergi ke hutan Dandaka. Pada saat mereka ada di hutan, mereka diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) seorang raja yang lalim dan Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita. Ia lalu membuat upaya untuk menculik Sita dan Ia dibantu oleh patihnya Marica. Dengan kesaktiannya Raksasa Marica menjelma menjadi seekor Kijang Emas yang cantik dan lincah. Dengan demikian maka merekapun berhasil memisahkan Dewi Sita dari Rama dan Laksamana. Rahwana lalu menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur ke Alengka Pura. Dengan keadaan seperti itu maka Rama dan Laksamana berusaha menolong Sita dari cengkraman Raja yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara Kera di bawah penglima Hanoman, maka mereka berhasil mengalahkan bala tentara raksasa Rahwana yang dipimpin oleh Meganada putranya sendiri. Akhirinya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat."

Scene Hanoma (si Kera Putih) akan dibakar (dokpri) 
Scene Hanoma (si Kera Putih) akan dibakar (dokpri) 

Kita menonton pertunjukkan Tari Kecak dengan tegang karena suasananya malam dan gelap, awalnya sih mungkin membosankan karena selama beberapa menit, penarinya mendengungkan kata-kata cak-cak-cak-cak-cak-cak sebagai permulaan cerita. 

Ada beberapa adegan yang dapat kita lihat, namun penulis tidak dapat memvideokan secara utuh tarian tersebut, karena posisi yang sangat jauh yang dipenuhi oleh para penonton membuat penulis juga sulit memfoto dan memvideokan dengan baik. Namun ada beberapa adegan cerita singkat yang disampaikan oleh narator sebelum cerita pertunjukan tari Kecaknya dimulai.

Scene 1: Rama, Sita dan Kijang Emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun