Hidup ini berliku dan penuh tantangan. Untuk banyak hal kita berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan. Dalam perjuangan itu acap kali manusia sering berkompetisi untuk mendapatkannya dan siapa yang pertama dialah yang menjadi pemenang. Yang pertama yang akan mendapat yang terbaik.Â
Untuk mendapatkan sesuatu kita semua harus berjuang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Perjuangan itu sangat terlihat dalam dunia kerja, untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi atau untuk naik jabatan kita harus belajar dan bekerja keras, tetapi faktnya banyak juga yang sikut menyikut, jatuh menjatuhkan dalam dunia kerja, meniup, menghakimi, menggosip sehingga yang lain menjadi buruk dan dirinya sendiri seolah-olah terlihat baik padahal buruk.
Dalam dunia kerja, setiap orang mempunyai bagian-bagiannya masing-masing. Tetapi anehnya banyak juga yang iri hati dan dengki ketika orang lain bekerja dengan serius, disiplin dan tidak hitung-hitungan dengan waktu. Ada juga yang suka menjilat bos, suka cari muka agar bosnya senang sama dia dan naik jabatan, di depan bos pura-pura baik tetapi di belakang bos ternyata buruk. Ada banyak jenis manusia dalam dunia pekerjaan.Â
Bekerja memang tugas dan tanggungjawab kita sebagai manusia, tetapi bekerja yang bagaimana? Kalau bekerja dengan cara-cara yang kotor lebih baik dihindari. Mengapa orang yang baik, bertanggungjawab, pekerja keras di negara kita ini sulit untuk naik jabatan? karena masih tinggi yang disebut nepotisme, iri hati dan dengki. Â
Mari kita lihat, dalam sebuah perusahaan, institusi atau yayasan. Jabatan siapa yang paling tinggi selain dari orang-orang yang dekat dengan pemilik atau dekat dengan petinggi isntitusi, yayasan atau perusahaan tersebu. Rasisme masih kuat, apalagi jika yang memimpin perusahaan adalah satu suku, agama, keluarga.Â
Jika ada dua orang atau lebih melamar ke yayasan atau institusi mempunyai keahlian yang sama, mungkin yang lebih diperhatikan dan diterima masuk adalah yang sesuku, agama atau keluarga. Masih itu tingkatan perdaban kita. Â dan ada yang melamar ke perusahaan, mungkin yang dilihat pertama adalah pelamar yang satu suku dengan dia atau seagama.
Jika ada seseorang yang jauh lebih bagus, lebih rajin dan memiliki ketrampilan yang lebih unggul dari kita, biasanya orang akan cemburu, iri hati, bahkan acap kali sering menjatuhkannya dengan berbagai cara. Padahal sebenarnya jika kita mau sadari, dari orang yang lebih unggul kita dapat belajar, kita meminta untuk diajari tentang ilmunya, kita bisa saling sharing, karena orang yang lebih unggul dari kita belum tentu juga dia mengetahui segalanya, pasti ada bidang-bidang yang dia juga lemah, hanya karena mungkin dia lebih tekun, lebih rajin dan lebih giat belajar dan bekerja dari kita terlihat dia memang jauh lebih unggul, padahal sebenarnya jika kita melakukan langkah-langkah seperti yang dia lakukan kita juga akan sama unggulnya dengan mereka yang cakap dalam melakukan pekerjaannya.
Banyak orang ingin menjatuhkan orang-orang pilihan dalam pekerjaan. Mengapa saya katakan orang pilihan, karena memang mereka layak untuk dipilih. Mengapa mereka layak untuk dipilih, karena mereka cakap dalam melakukan pekerjannya. Layak karena mereka serius dalam hidupnya, serius bekerja, belajar dan diberengi dengan doa.Â
Apa yang mereka kerjakan mereka doakan agar semuanya dapat terlaksana dengan baik dan berhasil, sekalipun mereka mendapat tantangan dalam perjalanan pekerjaan mereka tetap mengerjakannya tidak berhenti dan putus asa, karena mereka tahu mereka punya Tuhan yang turut bekerja juga bersama dengan mereka. Iman dan keyakinan dalam mengerjakan pekerjaan yang benar sangat dibutuhkan.Â