Valentine baru saja sehari kita lewati. Bagi pasangan muda-mudi biasanya merayakan hari kasih sayang dengan dinner bareng atau pesta bersama dengan teman-temannya. Kalau sudah menikah memang sangat bagus merayakan moment valentine khusus pasangan, mengingatkan kembali masa-masa muda mereka saat pertama sekali jatuh cinta, hal ini dapat menyegarkan kehidupan rumah tangga kembali. Khususnya bagi sang isteri yang mempunyai banyak pekerjaan di rumah, selain sebagai isteri berperan juga sebagai seorang ibu untuk anak-anaknya. Isteri butuh healing dan refreshing berdua bersama suami juga.
Bukan sebuah keharusan sebenarnya merayakan Valentine karena setiap hari adalah hari kasih sayang. Valentine day itu dirayakan sebagaian masyarakat karena bermula dari seorang Pastor St.Valentine yang melayani dengan penuh kasih, dan kadang memberikan surat-surat yang isinya tentang kasih. Pada saat Kaisar Klaudius II memerintah orang-orang yang memberitahukan tentang kasih atau mengabarkan Injil banyak dimasukkan ke penjara di Roma dan melarang pria untuk menikah. Tugas pria muda pada saat itu ikut serta dalam pasukan perang, namun St.Valentine menolak perintah tersebut dan terus menjalankan misinya memberitakan kasih kepada banyak orang, akhirnya dia dimasukkan dalam penjara. Di penjarapun dia masih memberitakan tentang kasih dan yang tidak dapat dijangkaunya dia kirimkan surat yang isinya tentang kasih, karena itulah dia dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 Masehi, karena itulah hari kematian St.Valentine dijadikan sebagai hari Valentine atau hari kasih sayang.
Nah, kita sudah tahu bahwa hari Valentine itu adalah hari kasih sayang, bagaimana kawula muda menanggapi akan hal itu, khsusunya mereka yang sedang kasmaran atau jatuh cinta. Jika kita mencintai seseorang atau sedang berpacaran ada bebera hal yang harus kita perhatikan yaitu:
1. Iman
Apakah dia seiman dengan kita? Jika kita berjalan dengan yang tidak seiman mungkin agak sulit bertahan lama, walau memang ada yang sampai ke jenjang pernikahan tetapi itu hanya segelintir orang, tidak banyak yang berbeda iman sampai ke jenjang pernikaha, malah kadang sudah menikah akhirnya bercerai, karena itu jika memang sudah memutuskan untuk menikah usahakan bertemu pasangan yang seiman.
2. Jenis kelamin
Jika dia dalah seorang pria, lihat apakah dia seorang pria yang bertanggungjawab, oh iya yang pertama pastikan pacarmu adalah benar-benar pria, benar-benar heterosexual, karena akhir-akhir ini zaman sudah berbeda, terlihat kekar tetapi penyuka sesama. Juga para pria pastikan yang kamu pacari adalah benar-benar wanita, penyuka pria bukan sejenis, kecuali jika memang kamu ada dalam lingkaran LGBT, penulis angkat tangan untuk itu.
3. Karakter
Melanjut kepada seorang wanita dalam memilih pasangan pria, pastikan dia seorang penyayang, bertanggungjawab, rajin bekerja, rendah hati, intinya benar-benar menjagamu. Jangan lihat tampan atau ganteng, jika kamu dapat itu hanyalah bonus, karena dalam pernikahan karakter seorang pria dewasa yang mampu bertanggungjawab, menjaga marwah keluarga itu sangat penting. Menjaga dalam artian holistik. Menjaga dirimu dari kekudusan.Â
Pacaran saat ini, walau dia masih SMA sudah seperti suami isteri, seperti yang kita lihat di media sosial, mempertontonkan di medsos ala pacaran  suami isteri. Jatuh cinta tidak ada yang melarang, tetapi kita masih hidup di Indonesai yang masih memiliki nilai-nilai etika sosial moral yang tinggi, menjaga marwah diri sendiri itu penting. Banyak wanita menangis tersakiti karena ditinggalkan oleh pacaranya, kenapa mungkin karena kegadisannya sudah rusak. Karena itu selagi masih dapat menjaga dan masih murni hendaklah jaga kekudusan diri, jika pacarmu tidak dapat menjaganya bahkan memaksa untuk melakukan hubungan suami isteri padahal masih pacaran, segera tinggalkan karena itu bukan cinta tapi nafsu. Jangan terbuai dengan kata-kata manis sang pria, ketika kemanisanmu sudah diraihnya maka tinggallah yang asam untukmu. Sebelum terlambat jauhi pria yang seperti itu.
Demikian juga pria dalam memilih pasangan wanitanya, hendaklah yang penuh kasih sayang juga, bukan wanita yang mengandalkan duit pria saja atau sebaliknya. Jika sudah sama-sama menentukan langkah ke depan untuk menikah, lihatlah apakah wanita tipe yang boros, suka berbelanja, hedon, atau bergaya hidup mewah diluar kemampuannya demikian juga sebaliknya.