Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ada Apa dengan 14 Februari 2024?

13 Februari 2024   10:24 Diperbarui: 13 Februari 2024   10:41 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada apa dengan tanggal 14 Februari 2024.....? Kita semua pasti sudah tahu bahwa tanggal tersebut adalah tanggal Pemilu bangsa Indonesia. Kita memilih anggota Dewan dan Presiden serta wakilnya, selama satu periode kedepan dengan masa jabatan lima tahun. Masa kampanye telah berakhir, dan mulai dari tanggal 11 hingga 13 Februari adalah masa tenang, sudah tidak boleh lagi berkampanye di masa tenang. Masa tenang, apakah semua tenang? atau pada khawatir, deg-degan, melakukan kampanye secara diam-diam melalui kiriman-kiriman dari media sosial? Masa tenang....benarkah tenang? atau gelisah dan gundah gulana?

Saat masa tenang, kita disuguhkan dengan film "dirty vote" yang ditayangkan melalui youtube, menganalisa tentang cara-cara pemilihan yang kotor? Apakah benar analisanya tersebut? Sebagai warga negara Indonesia, kita harus kritis dalam menyikapi berbagai informasi, jangan langsung menerima pemberitaan dan mengatakan bahwa itu benar sehingga kitapun langsung share di wall medsos kita. Baru-baru ini juga ada film tayang  AGAK LAEN. Film AGAK LAEN memang jelas  hasil karya sastra untuk ditayangkan sebagai karya dan tidak ada niatan politik di dalamnya, tetapi film "dirty vote" benarkah tidak ada niat politiknya? atau ada makna disebalik film tersebut? 

Kita menonton film "dirty vote", dari judulnya kita sudah tahu sedikit isi film tersebut, mengapa ya tidak dibuat judulnya sebagai pertanyaan "dirty vote" or "clean vote"?,  jadi kita sebagai penonton tidak diarahkan pikirannya ke hal-hal yang negatif duluan, kita sebagai penonton jika membaca dua judul yang diperbandingkan pikiran kita jadinya diarahkan kepada dua hal, jadi kita sendiri yang memutuskan "is it dirty or clean vote? 

Jika judulnya sudah "dirty vote" kita sudah diarahkan ke satu fokus utama bahwa analisa tentang pemilihan itu adalah "dirty vote", sehingga saya sebagai penonton bertanya, benarkah data-data yang disuguhkan? Mungkin pejabat-pejabat yang disebutkan duduk pada posisinya benar, tetapi apakah cara-cara penempatan mereka juga adalah benar? Ahh, sayapun tidak tahu, film inipun menyuguhkan data-data, kitapun sebagai penonton menjadi ragu, apakah itu benar?  

Mengapa di saat masa tenang disampaikan? Saya yang hanya masyarakat kecil tahunya berkarya saja untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik, kita fokus berkarya dan produktif, informasi dapat kita baca,  kita dengar tetapi kitalah yang memutuskan untuk menyikapinya. 

Memilihlah dengan hati nurani, jikapun kita menerima banyak informasi melalui media sosial mari kita filter yang baik dan benar buat kita. Mari kita jadikan PEMILU kita ini berjalan dengan baik, karena seyogyanya kita mempunyai azas LUBER JURDIL dalam melakukan Pemilu ini. PEMILU dilakukan dengan azas LUBER Jurdil yaitu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil. Azas inilah yang kita gunakan dalam memilih anggota Dewan dan Presiden. Pada pasal 22E UUD 1945 (Amandemen) mengutip ayat satu dan dua dinyatakan bahwa:

  1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.*** )
  2. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan wakil presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.*** )

Warga negara Indonesia yang sudah berusia 17 tahun ke atas berhak menggunakan hak suaranya dalam PEMILU. Siapapun kita jangan golput karena dengan ikut serta dalam PEMILU salah satu tanggungjawab moral kita sebagai warga negara Indonesia yang berdaulat. Jika kita memang tidak melihat ada yang sesuai dengan harapan kita, setidaknya kita ikut menentukan arah bangsa ini lima tahun ke depan dibawah kepemimpinan siapa. Kita tidak memilih yang terbaik tetapi mengurangi resiko yang terburuk terjadi pada bangsa ini. 

Golput bukanlah pilihan yang tepat, tentukan pilihanmu dan jadilah pemilih yang cerdas sesuai dengan hati nurani. Para calon anggota Dewan dan Presiden dapat berkampanye sebaik-baiknya mereka, memberikan harapan-harapan dan itu adalah wajar, agar mereka kita pilih, sama saat kita sedang wawancara pekerjaan, kita berusaha menampilkan sebaik-baiknya diri kita agar kita dipilih. Dalam kampanye politik memang sedikit berbeda dari wawancara pekerjaan, tetapi tujuannya sama, mendapatkan pekerjaan, kalau wawancara pekerjaan, kalau kampanye politik tujuannya agar dipilih dan mendapatkan kursi anggota dewan dan presiden dan wakilnya. Kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, wajib mendoakan yang terbaik untuk bangsa dan negara kita. 

dokpri
dokpri

Sebelum memilih, pastikan sudah terdaftar di TPS, bukalah website KPU di kpu.co.id., muncul Cek DPT Online, masukkan NIK dan akan keluar hasilnya nama, NIK dan lokasi DPT/TPS. Pastikan sudah mendapatkan Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara dari RT setempat. Bacalah surat pemberitahuan tersebut, di dalamnya terdapat lokasi TPS, ada nama dan NIK, pastikan bahawa nama dan NIK yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan tersebut adalah milik kita. Bawalah KTP dan Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara yang sudah kita terima ke TPS, jangan bawa surat cinta dari pacar ya, karena pada tanggal 14 Februari juga hari Valentine loh. Hari Valentine adalah hari Kasih Sayang, jadi bagi teman-teman yang berbeda pilihan, jangan jadi berantem dan jadi toxic, karena itu hari Valentine, orang lain yang terpilih jangan jadi kamu yang tersakiti, berantem, musuhan karena beda pilihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun