Mohon tunggu...
Grace PutriDjatmiko
Grace PutriDjatmiko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Asertivitas: Optimalkan Perkembangan Remaja

26 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   17:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Don't waste your youth growing up!” – Pablo Picasso

Di balik quote tersebut, ada pengalaman-pengalaman pada masa muda yang terlewatkan begitu saja ketika tumbuh dewasa. Masa muda dimulai dari masa remaja sampai dewasa awal. Lama masa muda kira-kira sepertiga dari kehidupan manusia. Tentunya, kita semua tidak ingin kalau masa muda berlalu seperti barang yang tidak bernilai dan terbuang sia-sia.

Ketika remaja, seseorang akan mulai menyesuaikan dirinya sendiri dengan lingkungannya. Ia akan mempedulikan pendapat orang lain. Remaja ada pada situasi antara menemukan siapa dirinya sendiri atau terus menerus menanyakan siapa dirinya. Target perkembangan yang perlu dicapai pada masa remaja adalah penemuan identitas diri. Jika target tersebut tidak tercapai, remaja akan mengalami kebingungan tentang identitas dirinya. Kegagalan bisa terjadi karena terjadi pembiasan antara diri remaja dengan lingkungan. Oleh karena itu, remaja perlu menemukan identitas dirinya dengan tetap dapat beradaptasi dalam lingkungannya. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan menyelaraskan antara pengungkapan diri remaja yang otentik dengan tetap adanya penghargaan terhadap orang lain.

Dalam ilmu psikologi, pengungkapan perasaan dan pikiran secara jujur dengan tetap menghargai orang lain disebut dengan perilaku asertif.  Karakteristik orang yang berperilaku asertif menurut Shan Rees dan Roderick Graham (1991) adalah mampu fokus pada tujuan, mengenali diri sendiri, bersikap otentik, memiliki harga diri, dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Orang yang berperilaku asertif terhubung dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Pelaku perilaku asertif menyadari siapa dirinya, apa yang dimilikinya, dan dapat mempertahankannya sehingga perkembangan dirinya optimal. Ia menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa membiaskan dirinya dengan lingkungannya.

Remaja yang asertif akan berkembang dengan optimal. Ia akan mengenali identitas dirinya sehingga tidak mudah tergoyahkan. Data identitas diri seperti: nama, jenis kelamin, agama, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, nilai-nilai yang dihidupi, dan pengalaman hidup. Remaja yang mengenali dirinya sendiri tidak mudah mengikuti pendapat orang lain dan kondisi lingkungannya. Ia mampu menyetujui yang benar dan menolak yang salah. Keberanian untuk berkata “ya” dan “tidak” pada hal yang tepat merupakan upaya menjaga diri dari pengaruh negatif yang dapat membiaskan identitas diri.

Saat ini, perundungan adalah salah satu fenomena yang seringkali membiaskan diri remaja. Laman detik.jabar tanggal 10 Juni 2024 memberitakan bahwa telah terjadi perundungan pada pelajar SMK Kesehatan Bandung. Kasus perundungan yang viral tersebut berakhir dengan meninggalnya korban. Perundungan telah mengubah korban yang terkenal ceria menjadi depresi, hingga kesehatannya terus menurun. Sedangkan, pelaku telah dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti. Dari kasus perundungan tersebut, kita bisa mempelajari bahwa perundungan menimbulkan dampak negatif bagi diri korban maupun pelaku. Namun, remaja yang asertif diyakini bisa terhindar dari perundungan dan perilaku sosial yang buruk lainnya.

Begitu pula dengan potensi diri, remaja yang asertif akan mampu mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya.  Pengenalan akan kelebihan dan kekurangan diri merupakan kemampuan yang penting dalam usaha meraih prestasi. Pengenalan tersebut menentukan potensi diri yang perlu dikembangkan dan yang masih perlu dilatih agar optimal. Selain berprestasi, remaja yang telah mengenali potensi dirinya mampu menentukan profesinya kelak dengan tepat. Remaja dapat membekali diri sejak dini untuk mempelajari ilmu yang dibutuhkannya dan memilih jurusan dengan tepat. Kesalahan memilih jurusan sering terjadi karena remaja begitu mudah mengikuti arus tren.

Perilaku asertif perlu segera dilakukan oleh remaja untuk mengoptimalkan perkembangan dirinya. Semakin segera dilakukan, semakin sedikit juga kemungkinan pemakaian waktu dan usaha untuk melakukan hal yang tidak berguna atau justru merugikan. Ada beberapa contoh perilaku asertif yang dapat dilakukan oleh remaja, yaitu: mengemukakan pendapat dalam diskusi tanpa merendahkan anggota lainnya, menolak penyalahgunaan kecerdasan buatan, memastikan kebenaran informasi yang diterima, memilih jurusan sesuai potensi diri, dan tidak terlibat dalam perundungan. Remaja yang asertif, perkembangan dirinya optimal sehingga masa mudanya tidak berlalu sia-sia.

Teens, be assertive to optimize yourselves! 

DAFTAR PUSTAKA

Drajan, I., Negru, M., & Ilie. (2020). Self-esteem—The Decisive Difference between Bullying and Assertiveness in Adolescence. Journal of Education Sciences, XXI, 19–34. https://doi.org/10.35923/JES.2020.1.02

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun