Mohon tunggu...
Grace Natalia
Grace Natalia Mohon Tunggu... Freelancer - seorang penulis amatir

tersenyumlah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir

7 Mei 2018   19:23 Diperbarui: 7 Mei 2018   19:25 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi cerah, matahari menampakan cahayanya. Membawa kabar rindu yang tersirat dari seorang gadis. Sebuah jarak yang telah memisahkan mereka selama berhari-hari. Berawal dari pertemuan yang tidak disangka. Ternyata dapat merubah kehidupan seseorang 180 derajat. Berbagi kabar setiap harinya dapat membuat kedua orang yang terlibat semakin dekat. 

Menanyakan apa yang terjadi padanya, bagaimana hari-hari yang telah dilaluinya, apa kabar dengan dia saat ini?. Setiap malam berbagi suka duka tanpa sadar meneteskan sebulir air mata. Haru akan cerita hidup yang dialami. Berbagi saran, memberikan semangat. Tanpa sadar juga telah memberikan satu ruang untuk menempatkannya di dalam hati. Terkadang lucu. 

Secepat itu menyayanginya. Dan juga membalas perasaan yang sama. Entah mengapa hari-hari itu berubah secepat itu. Yang dulu dikatakan sebagai prioritas. Sekarang tidak memberi kabarpun tidak mengapa. Sebuah rasa takut telah menghantui seorang gadis. Gadis yang telah menjadikan orang lain itu sebagai prioritasnya. Orang lain yang sangat disayangi. 

Kemana dan dimana sosok itu sekarang?. Mengapa tak ada kabar seperti dulu?. Apakah telah mendapatkan sosok baru disana?. Lucu. Permainan apa yang di perankan seorang gadis lugu nan polos tersebut. Malang nasib gadis tersebut. Berulang kali untuk tidak jatuh. Ternyata permainan tersebut yang telah memilih gadis tersebut harus mengusaikan permainan ini. 

Berat bagi seorang gadis untuk menyelesaikannya. Telah terjebak dalam kenyamanan yang telah diciptakan. Inilah akhir kisah gadis tersebut. Terjebak dalam permainannya sendiri. Setelah pergi jauh di tinggalkan. Melupakan seorang yang pernah singgah tidaklah mudah. Berubah. Ya telah berubah. Semua telah berubah. Tak ada yang tau betapa sakitnya. 

Membagi perasaan untuk sosok baru tersebut dan melupakan penantian seorang gadis itu. Egois. Gadis berego tinggi itu sudah terlalu terpuruk dengan keadaannya. Tak akan pernah gadis tersebut mencoba melupakannya. 

Mengapa hati ini terluka?. Sekian lama menunggu ternyata balasan yang didapatkan tak sejalan dengan apa yang diinginkan gadis tersebut. Menangis hanya satu satunya cara yang dapat membuat lega akan segalanya. Akan tetapi, menambah sakit hati yang telah diciptakan olehnya. Berbahagialah dengan sosok baru itu. Menghilanglah. Gadis tersebut telah merelakannya. 

Jangan pernah muncul lagi dihadapannya. Gadis tersebut sudah tidak sanggup lagi menahan rindu yang ada. Lagi dan lagi gadis itu selalu terperosok dalam lubang kesedihannya. Jika memang dia telah berbahagia dengan pilihannya. Lalu, mengapa gadis itu harus larut dalam kesedihan dan keriunduan untuk seseorang yang telah pergi?. Gadis yang selalu terbodohi permainan dunia. 

Sujud menyembah kepada Tuhannya. Ia telah lelah menghadapi semua ini bahkan keluarganya pun tidak perduli dengan keadaan gadis tersebut. Tangis dan doa yang mungkin telah didengar oleh Tuhannya. Pulang. Satu yang diinginkan gadis tersebut. Pulang menemui sang penciptaNya. Akan tetapi, waktu yang terus menantang tidak dapat memberikan waktu gadis itu untuk berpulang. 

Menjalani hari-hari dengan sebuah kesedihan yang mendalam. Tak diakui, tak disayangi, tak dilihat. Seperti manusia yang tak terlihat gadis tersebut hidup dengan penuh kesedihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun